Neutron Yogyakarta

Warga Krakitan Kembali Datangi Dewan, Minta Kejelasan Perbaikan Jalan dan Penutupan Akses Truk Tambang

Warga Krakitan Kembali Datangi Dewan, Minta Kejelasan Perbaikan Jalan dan Penutupan Akses Truk Tambang
AKSI DAMAI: Para warga melakukan unjuk rasa di gapura Dusun Krakitan untuk menyampaikan beberapa tuntutan (6/10). Termasuk penutupan akses jalan yang dilalui truk tambang.Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Beberapa waktu lalu, puluhan warga dari Dusun Krakitan, Glagahomobo, dan Ngaglik melakukan aksi damai. Karena kondisi jalan di desanya mengkhawatirkan setelah beberapa tahun dilalui truk pengangkut hasil tambang. Sejumlah warga pun bertandang ke kantor DPRD Kabupaten Magelang untuk menindaklanjuti hasil tuntutan.

Adapun tuntutannya yakni meminta pemerintah segera memulai proses perbaikan jalan tersebut. Lantaran kondisi kerusakan itu terbilang cukup parah sejauh satu kilometer. Kedua, terkait dengan penutupan akses jalan truk bermuatan pasir. Hingga kebijakan izin pertambangan dan menyediakan alternatif transportasi sementara selama perbaikan.

Warga Glagahombo Iwan Hermawan mengatakan, tuntutannya masih sama. Utamanya soal penutupan akses jalan truk tambang dan perbaikan jalan. Untuk perbaikan jalan, pemkab sudah menganggarkan Rp 3,4 miliar dan segera diperbaiki pada 2024 mendatang.

Baca Juga: Negosiasine Wis Rampung, Datangi DPRD Magelang, Warga Minta Kejelasan Soal Perbaikan Jalan Rusak

Untuk penutupan akses jalan, kata dia, masih harus melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait. “Jadi, kami meminta DPRD Kabupaten Magelang melakukan proses pengawasan itu. Karena itu (perbaikan jalan melibatkan, Red) lintas sektor,” bebernya di kantor DPRD Kabupaten Magelang Jumat (27/10/23).

Terlebih, masyarakat sudah sepakat untuk menolak truk yang mengangkut hasil tambang melewati jalan desanya. Karena jalan itu kondisinya benar-benar rusak dan membahayakan pengguna jalan lainnya.

Untuk menyiasati agar truk itu tidak melintas, masyarakat setempat meletakkan bebatuan di jalan. Meski begitu, masih ada beberapa truk yang bisa lewat karena aksesnya belum benar-benar ditutup. “Negosiasine wis rampung. Kalau dinegosiasi terus, nanti nggak rampung-rampung,” lontarnya.

Baca Juga: Pelajar Bawa Celurit Ditangkap Polres Magelang Kota

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang Soeharno menuturkan, alokasi anggaran untuk perbaikan jalan di Desa Sucen itu sudah disediakan. Yaitu mencapai Rp 3,4 miliar. “Kebutuhannya Rp 10 miliar, kami dari badan anggaran akan mengusahakan meski tidak bisa terpenuhi seluruhnya,” bebernya.

Dia menambahkan, berkaitan dengan penutupan akses jalan itu, akan dikaji lebih mendalam. Tahap pengkajian secara menyeluruh harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal. Sebab, jalur tersebut juga termasuk jalur perekonomian.

Lantaran penutupan akses jalan itu urusannya dengan pemerintah daerah. “Kalau kami jawab, pasti ditutup (akses jalannya, Red) tidak bisa. Yang jelas, jalan diperbaiki,” tegasnya. (aya/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)