Neutron Yogyakarta

Warga Drojogan Berebut Ojeg 2,5 Kuintal, Bupati Minta Pedagang Lebih Kreatif dan Inovatif

Warga Drojogan Berebut Ojeg 2,5 Kuintal, Bupati Minta Pedagang Lebih Kreatif dan Inovatif
MERIAH: Para warga tampak berebut gunungan ojeg di Lapangan Dusun Drojogan, Sidomulyo, Salaman Minggu(29/10).Dokumentasi Prokompim Setda Kabupaten Magelang

RADAR MAGELANG – Warga Dusun Drojogan, Sidomulyo, Salaman berduyun-duyun datang ke lapangan setempat untuk berebut gunungan ojeg Minggu (29/10). Bahkan, ada puluhan pedagang ojeg yang turut membagikannya secara gratis. Mereka sengaja libur berjualan guna memeriahkan agenda tersebut.

Kurang lebih 2,5 kuintal ojeg disiapkan oleh warga Drojogan sejak Sabtu (28/10). “Hari ini (Minggu, Red) hanya tinggal dipanasi ulang agar tidak keras,” sebut Siti Nuraini Hanik, salah seorang pembuat ojeg.

Kegiatan bertajuk ‘Grebeg Ojeg’ ini sudah menjadi agenda rutin saban tahun. Tepatnya setiap minggu terakhir di bulan Oktober, yang sekaligus untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Sebagai simbol rasa syukur warga setempat atas limpahan rezeki yang diberikan. Apalagi, sebagian besar warga Dusun Drojogan, bermata pencaharian sebagai penjual ojeg.

Baca Juga: Untidar Gandeng KONI, Deteksi Dini Atlet Berpotensi di Kota Magelang

Menurut Hanik, proses pembuatan panganan ini cukup sederhana. Bumbu-bumbu seperti penyedap, bawang putih halus, hingga garam, dicampur dengan tepung terigu dan air panas. Kemudian, diaduk hingga semuanya tercampur merata. Barulah diberi tepung tapioka, dan diaduk hingga kalis. Selanjutnya dibentuk bulat dan dimasak dengan air mendidih hingga ojeg mengapung.

Sementara itu, Bupati Magelang Zaenal Arifin menyampaikan, potensi UMKM di wilayahnya cukup tinggi. Termasuk keberadaan para pedagang ojeg. Di tengah persaingan pasar, para pedagang ojeg juga diminta untuk semakin kreatif dan inovatif dalam menjajakan dagangannya.
Dia pun mengimbau kepada para pedagang ojeg untuk terus menjaga kualitas dagangannya. “Baik dari segi kebersihannya maupun dari bahan-bahan yang dipakai untuk membuat produk ojegnya,” ujar Zaenal.

Baca Juga: Negosiasine Wis Rampung, Datangi DPRD Magelang, Warga Minta Kejelasan Soal Perbaikan Jalan Rusak

Grebeg ojeg ini dapat dirangkaikan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Oleh karena itu, Zaenal meminta kepada generasi muda agar bisa menanamkan nilai-nilai cinta tanah air. Termasuk harus lebih aktif terutama dalam membangun karakter mental berpikir.

Dengan begitu, kegiatan grebeg ojeg yang ke-9 ini, tidak hanya menggerakkan semangat kepemudaan saja. Tetapi juga menggeliatkan perekonomian warga. “Harapannya, kegiatan ini dapat dijadikan momentum bagi peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan warga,” paparnya. (aya/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)