RADAR MAGELANG – Soeharto merupakan Presiden Kedua Republik Indonesia. Setidaknya, sekitar 32 tahun Soeharto menjadi presiden.
Selama menjabat, tentunya, Soeharto didukung oleh enam orang yang menjabat Wakil Presiden sejak tahun 1973.
Ada beragam latar belakang Wakil Presiden yang mendampingi Soeharto. Ada politisi hingga militer.
Salah satunya adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Beliau menjabat sebagai Wakil Presiden pertama sejak Soeharto dilantik menjadi RI 1.
Baca Juga: Sultan Hameng Buwono V Naik Takhta saat Balita, Hidupnya Berakhir di Tangan Selir Kesayangan
Sultan Hamengku Buwono IX merupakan figur yang sudah lama berkiprah dalam orang keberadaan Republik Indonesia. Itu mencakup kiprahnya sebelum maupun sesudah kemerdekaan.
Ketika masih dijajah, Raja Keraton Jogjakarta itu tegas menyatakan anti pemerintah Hindia Belanda. Meskipun, beliau menempuh kuliah di Hindia Belanda.
Setelah merdeka, Hamengku Buwono IX yang juga gubernur pertama Daerah Istimewa Yogyakarta itu beberapa kali dipercaya menjadi menteri. Di antaranya, Menteri Pertahanan sampai Menteri Negara Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin).
Saat Soeharto menjabat sebagai presiden, Hamengku Buwono IX ditunjuk sebagai wakil presiden. Hamengku Buwono IX menyambut penuh harap untuk kebaikan Indonesia.
Salah seorang politisi senior, Panda Nababan, menceritakan pengakuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Menurut Raja Keraton Jogjakarta itu, ada tiga hal yang membedakannya dengan Soeharto.
“Aku hanya beda tiga hal. Pertama, dia (Soeharto) punya tabir saya enggak punya tabir. Soeharto punya kemampuan menciptakan kesan, saya tidak,” ucap politisi senior Panda Nababan mengenang perkataan langsung Raja Jogjakarta seperti dikutip Hops.ID dalam kanal YouTube Keaslian TV, Kamis 28 September 2023.
“Yang kedua, ternyata dia (Soeharto) lebih kaya dari saya. Padahal, seluruh Jogja tanah Sultan lho,” sambungnya.
Baca Juga: Sultan HB IX Beri Ucapan Selamat Proklamasi, Bersama Paku Alam VIII Nyatakan Gabung Republik
Hingga pada soal feodalisme, Hamengku Buwono IX sebut Soeharto lebih feodal
“Yang ketiga apa, seharusnya aku feodal, aku raja, tapi Soeharto lebih feodal,” ungkapnya menirukan kata-kata Raja Jogjakarta itu.
Kabar tersiar dipilihnya Hamengku Buwono IX sebagai Wapres konon untuk menutupi militerisme Soeharto.
Namun, ada juga soal matahari kembar. Raja Keraton Jogjakarta yang dihormati dan terkenal konon sengaja diredupkan oleh Soeharto dengan cara dijadikan sebagai RI 2.
“Hal ini hanya dapat saya laksanakan hanya apabila saya melepaskan diri dari hambatan resmi yang melekat pada jabatan Wakil Presiden,” ucap Sri Sultan Hamengku Buwono IX saat menolak pinangan kembali Soeharto dalam Sidang Umum MPR tahun 1978.(amd)