Neutron Yogyakarta

Sultan Hameng Buwono V Naik Takhta saat Balita, Hidupnya Berakhir di Tangan Selir Kesayangan

Sultan Hameng Buwono V Naik Takhta saat Balita, Hidupnya Berakhir di Tangan Selir Kesayangan
MUDA: Sri Sultan Hamengkubuwono V (kratonjogja.id, Tangkap layar YouTube Ada Info)

RADAR MAGELANG – Sultan Hamengku Buwono V menjadi raja Keraton Jogjakarta saat masih kecil. Nama aslinya yakni Gusti Raden Mas (GRM) Gatot Menol.

Diketahui, Sultan Hamengku Buwono V ini merupakan putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono IV dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Kencono.

Lahir pada 20 Januari 1821, Sultan Hamengku Buwono V naik takhta ketika usianya baru menginjak tiga tahun.

Mengingat usianya kala itu yang masih balita, beliau dibantu oleh sejumlah sosok untuk menjalankan roda pemerintahan Keraton Jogja.

Gatot Menol baru benar-benar mengendalikan pemerintahan Keraton Jogja secara penuh pada tahun 1836. Yakni, ketika usianya sudah 16 tahun.

Sebelumnya, kekuasaan Hamengkubuwono V ini sempat diambil alih oleh kakeknya yaitu Sri Sultan Hamengku Bowono II dari tahun 1826 hingga 1828.

“Masa kepemimpinannya sempat digantikan sementara oleh kakek buyutnya, Sri Sultan Hamengkubuwono II pada tahun 1826-1828,” tulis kratonjogja.id dikutip Radar Jogja dari Hops.ID.

Dalam catatan sejarah, dalam kepemimpinan Hamengku Buwono V ini terjadi Perang Jawa. Perang yang dipimpin oleh Pangeran Dipenogoro.

Perang Jawa bisa disebut sebagai peperangan terbesar yang pernah dialami oleh penjajah Kolonial Belanda pada saat itu.

Di sisi lain, kehidupan pribadi Sultan Hamengku Buwono V ternyata mengalami banyak drama.

Ketika memerintah, Gatot Menol ini dinilai lembek dan terlihat terlalu patuh pada Kolonial Belanda.

Karena hal tersebut, Hamengku Buwono V pun semakin terdesak karena banyak masyarakat yang tidak puas atas pemerintahannya.

Bahkan, dari internal kesultanan pun Sultan Hamengku Buwono V juga mengalami hal yang sama.

Salah satu sosok yang turut ikut serta dalam konflik internal tersebut adalah selir kesayangan yakni Kanjeng Mas Hemawati.

Pembunuhan terhadap Gatot Menol itu terjadi pada tanggal 5 Juni 1855 dan Kanjeng Mas Hemawati pelaku di baliknya.

“Hingga akhirnya, pada 5 Juni 1855 terjadilah aksi pembunuhan yang tadinya mengubah trah kepeminpinan Kesultanan Yogyakarta itu,” ujar kanal YouTube Ada Info.

Kanjeng Mas Hemawati ini disebut-sebut sebagai selir kesayangan dan sekaligus menjadi istri Sultan Hamengku Buwono V.

“Sultan Hamengku Buwono V ditikam dari belakang oleh sang selir hingga tewas,” katanya melanjutkan.

Namun, sejak tragedi tersebut tidak diketahui secara pasti bagaimana keberadaan dari Kanjeng Mas Hemawati tersebut.(amd)

Lainnya