Neutron Yogyakarta

Kekeringan di Kebumen Meluas hingga 16 Kecamatan

Kekeringan di Kebumen Meluas hingga 16 Kecamatan
Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Haryono Wahyudi. (M HAFIED/RADAR KEBUMEN)

RADAR MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen terus berusaha mengatasi dampak kekeringan. Salah satunya melakukan distribusi bantuan air bersih ke sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan.

Hingga akhir Oktober, sudah 63 desa di 16 kecamatan yang mendapat kiriman air bersih. Kekeringan paling parah terjadi di Kecamtan Karanggayam.

Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Haryono Wahyudi menjelaskan, jumlah permohonan kiriman air bersih meningkat derastis. Artinya, wilayah kekeringan di Kebumen semakin meluas. Kendati begitu, dia memastikan alokasi anggaran bantuan air bersih cukup hingga memasuki musim penghujan. ” Kami kirim berdasar permohonan dari desa,” lanjutnya.

Baca Juga: Medarrie Works, Akomodasi Kebutuhan Enam Negara

Hingga kini BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 517 tangki atau setara 2,7 juta liter air bersih. Bantuan tersebut mencukupi kebutuhan 15.387 kepala keluarga atau 60.041 jiwa.
Sejauh ini, BPBD belum memutuskan belum mengoperasikan sumur darurat untuk menghadapi krisis air bersih. Bantuan air bersih masih dirasa cukup dengan mengandalkan air dari PDAM. “Cukup, belum ada kendala,” ujarnya.

Kepala Desa Kalirejo Sarman menyampaikan, setiap tahun desanya selalu menjadi langganan kekeringan. Kondisi ini semakin parah ketika memasuki puncak musim kemarau. Beberapa sumber mata air di desanya kini sudah mengering. Oleh karena itu, warga kini hanya mengandalkan bantuan pemerintah guna mencukupi kebutuhan air bersih. “Ada program Pamsimas. Cuma untuk 4 RT, itu pun tidak cukup. Harus bergantian kalau mau ngangsu air,” jelasnya. (fid/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)