RADAR MAGELANG – Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Basuki berpesan agar kontestasi pemilu 2024 mendatang tidak perlu saling gontok-gontokan atau berselisih. Sebab hal itu berpotensi terputusnya tali silaturahmi. Untuk itu, lanjut dia, pemilu harus disikapi dengan senang dan riang. Meski perbedaan pilihan tidak dapat dihindari.
“Yang terpenting jaga silaturahmi di antara kita. Yang besar tidak menjadi hegemoni dan yang kecil jangan menjadi tirani,” terang Saiful di Gedung Tri Bakti, Kota Magelang, Kamis (2/11),
Dia menuturkan, pemilu merupakan proses demokrasi lima tahunan yang harapannya terpilih pemimpin baru yang lebih baik lagi. “Rayakan dengan senang, riang, tidak perlu gontok-gontokan, dan tidak perlu memutuskan tali silaturahmi,” ujarnya.
Di tengah era digitalisasi ini, perang antar media sosial juga tidak dapat dihindari. Termasuk penyebaran konten-konten yang menjurus pada kontroversi. Namun, hal itu sebaiknya tidak perlu menjadi sebuah perbedaan. Mengingat pada pemilu 2019, masyarakat Indonesia banyak yang terpecah belah karena adanya politik identitas.
Baca Juga: Ingatkan Santri Soal Sosok Pemimpin, Ini Pesan Menohok Menteri Agama Gus Yaqut
Bahkan, lanjut dia, suasana itu masih terasa hingga sekarang. Dia pun ingin menyerukan kepada seluruh umat beragama untuk terus menjadikan pemilu ini damai, sejuk, aman, dan sukses..
Saiful menyebut, ada tiga kelompok masyarakat yang harus diwaspadai dan berpotensi dapat mencederai persatuan bangsa. Pertama, kelompok yang mengklaim kebenaran tunggal dan merasa paling benar. Kedua, kelompok yang merasa eksklusif sehingga memisahkan tatanan sosial yang sudah ada di masyarakat.
Kemudian, kelompok yang memiliki ideologi nasional yang mengusung konsep-konsep bernegara. “Tentunya dengan kesadaran umat beragama, punya tanggung jawab untuk terus menjaga, mengawal, dan mengisi setiap ruang-ruang yang ada di negara kita. Termasuk pemilu,” beber Saiful. (aya/pra)