RADAR MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mendata, ada sekitar empat ribu batang pipa saluran air yang rusak akibat kebakaran Gunung Merbabu pada Jumat (27/10) lalu. Hal itu berdampak pada kurangnya ketersediaan air bersih di lima desa.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono merinci, kelima desa itu antara lain Desa Pogalan, Ketundan, dan Kenalan, Kecamatan Pakis; Genikan dan Sumberejo, Kecamatan Ngablak. BPBD telah mengidentifikasi kurang lebih empat ribu batang pipa saluran air bersih yang rusak di sembilan dusun.
Rata-rata per dusun, kata dia, ada sekitar 400 hingga 500 batang pipa yang rusak. “Kerugiannya tidak hanya dari sisi hutan saja. Namun juga kekurangan air karena paralon yang menghubungkan ke sumber mata air, semuanya terbakar,” bebernya saat ditemui, Jumat (3/11).
Baca Juga: Tertunda Tiga Tahun, Swayamvara Tripitaka Gatha kembali dihelat di Kota Magelang
Praktis, warga di sembilan dusun itu kekurangan air bersih. BPBD juga harus menyalurkan air bersih ke 45 desa di 14 kecamatan yang terdampak kekeringan. “Beruntung kami dibantu oleh pihak-pihak terkait. Hari ini pun kami masih melakukan dropping air bersih,” ungkapnya.
Saat ditanya soal kerugian, Edi memperkirakan, kurang lebih Rp 700 juta. Angka itu merupakan kalkulasi seluruh biaya yang dibutuhkan untuk mengganti pipa saluran air. Mulai dari pemasangan, pembelian ribuan batang pipa, pemasangan lem, maupun kebutuhan lainnya.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Magelang Teguh Hardiono menyebut, ada lebih dari empat ribu batang pipa yang terbakar di lima desa. Warga pun meminta agar pipa saluran air bersih segera diganti. Mengingat kebutuhan air semakin menipis.
Baca Juga: Kemlu Siap Promosikan Produk Unggulan Kota Magelang ke Pasar Global
Dia mengutarakan, warga meminta pipa itu dengan berbagai macam ukuran. Mulai dari 0,5 inch hingga empat inch. “Kami juga akan lakukan crosscheck dengan harga pasar saat ini. Kurang lebih dapat angka Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar,” paparnya.
Teguh berharap, untuk penggantian pipa tersebut bisa memanfaatkan anggaran bantuan tidak terduga (BTT). Saat ini, BPBD tengah mengajukan bantuan tersebut. “Kebutuhan saat ini harus dicukupi. Kalau tidak dengan pipa, akhirnya harus kami dropping air terus,” sambungnya.
Sekda Kabupaten Magelang Adi Waryanto mengatakan, saat ini masih dilakukan pengkajian soal kerugian dari bencana tersebut. “Jadi, ini sedang dikaji. Masih berproses dalam hal penanganan bencananya,” bebernya.
Baca Juga: Bunga Tabebuya di Dusun Ngletoh Ditanam Swadaya Masyarakat, Bikin Magelang Serasa Jepang
Sebelum saluran air dinormalkan, Pemkab Magelang melalui BPBD dan lembaga-lembaga terkait terus bahu-membahu meminimalisir adanya kekeringan akibat kurangnya stok air. BPBD juga terus memberikan bantuan air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (aya/pra)