RADAR MAGELANG – Ada yang menarik di Dewa Wisata Hargotirto, Kokap, Kulon Progo. Desa wisata ini menawarkan paket wisata yang unik dan berbeda, yakni wisata antimainstream menyadap nira kelapa. Seperti apa sensasinya?
HENDRI UTOMO, Radar Jogja, Kulon Progo
DESA HARGOTIRTO berada di kawasan Perbukitan Menoreh. Alamnya masih asri. Udaranya sejuk dan segar. Banyak pepohonan tumbuh, terutama pohon kelapa. Di sini ada Segajih Live In & Education, Desa Wisata Hargotirto yang hadir di desarian 2017 silam. Namun, kini menjelma menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Bumi Binangun.
Baca Juga: Tiga Siswa MAN 1 Kulon Progo Ikuti Kuliah Umum Sejarah Politik
Benar saja, destinasi ini sudah berhasil menyabet penghargaan desa wisata terbaik di Indonesia dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Penghargaan itu serupa lecutan semangat pengelola untuk melakukan yang terbaik, mengemas paket wisata yang benar-benar berbeda.
Mengubah aktivitas menderes nira menjadi paket wisata yang penuh edukasi, secara langsung pengunjung mendapat kesempatan memanjat pohon kelapa. Juga merasakan langsung bagaimana sensasi mengambil bahan baku gula merah atau gula semut yang biasa tersaji di meja makan.
Tidak perlu khawatir, pengunjung yang tidak bisa memanjat pun bisa merasakannya. Pengelola sengaja menyiapkan pohon kelapa yang tingginya hanya lima meter. Disediakan pula tangga bambu pijakan untuk memudahkan wisatawan mencapai pucuk pohon kelapa yang rindang. Wisatawan masih diamankan juga dengan tali. Jadi selama di atas pohon wisatawan merasa aman. “Penderes asli juga ikut sebagai mentor bagaimana teknis menyadap nira yang sudah diwariskan turun-temurun dari leluhur mereka,” ucap pengelola Segajih Live In & Education, Ali Subhan, Selasa (7/11).
Baca Juga: Andalkan Kekuatan Koalisi Gemuk, KIM Kulon Progo Optimistis Menangkan Prabowo-Gibran
Selesai dengan menderes nira kelapa, wisatawan juga akan diajak mengenali proses mengolah nira kelapa hingga menjadi gula merah atau gula semut khas desa setempat. “Mungkin ini suguhan yang belum ada di tempat lain. Jadi selain berwisata mereka juga mendapatkan nilai edukasi,” jelas ketua Desa Wisata Hargotirto ini.
Setelah tahu perjuangan membuat gula merah. Pengunjung masih akan diajak menikmati hal-hal lain yang berkaitan aktivitas warga menderes nira. Yakni memainkan permainan tradisional nglarak blarak.”Permainan ini diyakini sudah ada sejak lama dan biasa dimainkan para penderes nira ketika mengisi waktu luang,” ujarnya.
Nglarak blarak adalah permainan tradisional khas Kulon Progo yang sudah dikenal hingga dunia internasional. Dimainkan 12 orang yang terbagi menjadi 2 tim, mereka akan bertanding dan diawasi 1 orang wasit, 1 asisten wasit, dan 1 pencatat nilai.
Baca Juga: HUT Ke 64, PP Kulon Progo Bersih-Bersih Pantai
Kelengkapan permainan ini, di antaranya pelepah daun kelapa (blarak), alat penderes nira (bumbung) dan keranjang kelapa. “Tim dianggap menang jika mampu mengumpulkan bumbung paling banyak,” ucapnya
Segajih Live In & Education juga punya paket membatik kontemporer, melukis, menari incling (kesenian tradisional) dan menyajikan berbagai kuliner khas Desa Wisata Hargotirto. Seluruh paket itu bisa dinikmati dengan hanya membayar Rp 100 ribu per orang.”Selesai menikmati paket wisata, pengunjung bisa membeli gula semut khas Desa Wisata Hargotirto sebagai oleh-oleh yang otentik,” imbuhnya.
Salah satu pengunjung, Anisa Sofiana merasa terkesan dengan paket wisata menderes nira di Segajih Live In & Education. Ia bisa merasakan betapa susahnya para penderes untuk memperoleh nira bahan baku gula merah.
“Baru kali ini saya merasakan menderes nira, saya jadi bisa lebih menikmati gula semut atau gula merah ketika di meja makan, benar-benar dari perjuangan yang luar biasa,” ungkapnya.
Baca Juga: Patenkan, Nglarak Blarak Meriah di Pantai Glagah dalam Rangkaian Hari Jadi Ke-72 Kulon Progo
Kendati demikian, Anisa mengaku tidak merasa takut ketika mencoba paket wisata yang cukup berbeda itu. Semua kabur dengan penjelasan penderes asli yang begitu fasih menjelaskan tentang bagaimana cara memasang dan melepas bambu tempat air nira.”Awalnya deg-degan karena tinggi, tapi ternyata pas di atas saya malah fokus ke proses memasang dan melepas bambu isi nira. Sangat mengasyikkan, dan ini pengalaman baru buat saya,” ucapnya. (tom/din)