Neutron Yogyakarta

Rumah Terbakar karena Korsleting Listrik, Kerugian Ditaksir Capai Rp 1 Miliar

RADAR MAGELANG – Sebuah rumah milik Dedi Sugiarto di Dusun Bakalan, Rejosari, Bandongan dilalap jago merah. Kebakaran hebat itu melalap hampir seluruh bangunan rumah pada Sabtu petang (11/11). Insiden itu diduga terjadi akibat korsleting listrik.

Hal tersebut sontak menggegerkan warga setempat. Mereka berbondong-bondong membantu proses pemadaman api. “Tim WMK Bandongan menerima laporan (kebakaran) sekitar pukul 17.25,” terang anggota Damkar Kabupaten Magelang Yoga Subarkah saat dikonfirmasi, Minggu (12/11).

Namun, saat mendapat laporan tersebut, api sudah cukup besar. Setelah mendapat laporan itu, tim regu 1 WMK Bandongan segera merespons, menyiapkan personel, dan peralatan yang dibutuhkan. Kemudian, menuju lokasi untuk melakukan pemadaman.

Baca Juga: Tidak Bocor Lagi Kalau Hujan, Pemkot Magelang Perbaiki 881 Unit RTLH, Setiap Rumah Dapat Bantuan Rp 15 Juta

Tidak hanya melibatkan personel dari WMK Bandongan, tapi juga WMK Tegalrejo, Tempuran, dan Grabag. Lalu, Polsek Bandongan, Koramil Bandongan, relawan FPRB, maupun warga setempat. Sebab, api tidak semakin mengecil, justru semakin membesar.

Yoga menuturkan, tim gabungan harus ekstra hati-hati dalam melakukan upaya pemadaman. Lantaran selain bangunan rumah, tapi ada juga bangunan toko dan sebuah pom mini. Adapun pemadaman membutuhkan waktu sekitar dua jam.

Selang dua jam, akhirnya api dapat dipadamkan dengan aman dan selamat. Beruntung, api tidak merembet ke pom mini. Selain itu, Yoga menambahkan, ada empat bangunan di sekitarnya yang dapat diselamatkan dari kobaran api.

Baca Juga: Jadi Pilar Demokrasi, DPRD Kota Magelang Minta Masukan dari Awak Media

Para penghuni rumah yang berjumlah empat orang itu, juga dapat diselamatkan. “Meskipun tidak terdapat korban jiwa, namun kerugian yang ditanggung pemilik rumah ditaksir mencapai Rp 1 miliar rupiah,” bebernya. (aya/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)