
RADAR MAGELANG – Pekan Budaya Difabel (PBD) kembali dihelat di Desa Wisata Rumah Domes, Prambanan, Sleman, 27 November-3 Desember mendatang. PBD kali ini mengambil tajuk Obah Mamah Mingset Greget, salah satunya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat umum tentang inklusi.
WULAN YANUARWATI, Bantul
Salah satu rangkaian acara PBD kali ini adalah Melukis Bersama Nasirun yang sukses digelar Senin (13/11). Acara yang dilaksanakan di Studio Nasirun itu diikuti puluhan peserta pelajar dan mahasiswa disabilitas. Mereka antusias melukis dengan media dan tema yang dipilih sesuai kesenangan masing-masing.
“Selamat karena telah menyapa anak-anak difabel. Ini merupakan karya agung karena nguwongke (memanusiakan). Dari bakat mereka kadang mau dibawa ke mana, kecenderungan melukis, ketoprak, Dinas Kebudayaan DIJ mengawal itu semua,” ujar seniman Nasirun di sela-sela acara tersebut.
Baca Juga: ITF Pasar Niten Bakal Beroperasi Akhir Tahun, Kelola Sampah dari Pasar di Bantul
Penyelenggaraan PBD bukan sekadar ajang unjuk kreativitas dan bersenang-senang saja. Namun juga sebagai ajang mengutamakan nilai inklusifitas. Melalui kegiatan diharapkan dapat membangun kebersamaan antara masyarakat difabel dengan masyarakat luas lainnya.
Ketua Panitia PBD 2023 Broto Wijayanto menyebut, Obah Mamah Mingset Greget menunjukkan adanya rangkaian perjalanan dan PBD sebelumnya. Yakni Titik Balik pada 2019, Pancarona pada 2020, Gemati pada 2021 dan Ngayomi Ngayemi pada 2022.
Rangkaian PBD 2023 dimeriahkan dengan beberapa kegiatan. Di antaranya pra acara meliputi mural rumah domes, melukis bersama Nasirun, workshop dengan materi bahasa isyarat, pengenalan disabilitas, pengolahan sampah dan moekti therapi seni rupa. Kemudian ada pentas seni inklusi, pasar inklusi, pameran karya dan sastra audio serta pemutaran film.
Baca Juga: Warga Tolak IPLT, DLH Bantul Sebut Pencemaran Air Permukaan Sudah Tinggi
“Sekarang Obah Mamah, Mingset Greget dengan poin utama di ketahanan pangan. Kita fokus di bergerak. Teman-teman difabel mampu bergerak ke mana-mana, mampu akses banyak hal,” ujarnya.
Kepala Bidang Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIJ Eni Lestari Rahayu mengatakan, pemilihan lokasi Sumberharjo, Sleman diharapkan bisa memberi dampak bagi masyarakat, baik sosial maupun ekonomi. “Harapanya bisa membawa dampak positif ke masyarakat,” tegasnya.
Pelaksanaan PBD selama tujuh hari juga diharapkan terjadi ruang pertemuan antara difabel dan masyarakat umum yang terlibat dan dipersilakan untuk datang ke acara. Sehingga, edukasi terhadap inklusifitas dapat tercapai dengan baik. (laz)
