Neutron Yogyakarta

Dikira Kucing Berkelahi, ternyata Bayi Perempuan

Dikira Kucing Berkelahi, ternyata Bayi Perempuan
TKP: Seorang saksi mata tengah menunjukkan lokasi penemuan bayi di pojok depan toko roti, di Jalan Ahmad Yani, Kedungsari, Kota Magelang, Selasa (21/11).Naila Nihayah/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Nasib malang dialami bayi berjenis kelamin perempuan yang ditemukan warga di depan sebuah took roti di Jalan Ahmad Yani, Kedungsari, Magelang Utara, kemarin pagi (21/11). Bayi yang diduga dibuang itu tergeletak di tanah tanpa alas apapun. Hanya mengenakan baju berwarna hijau. Bayi itu diperkirakan baru berusia sehari.

Saksi mata Ahmad Taufik, 34 menyebut, dirinya sampai di toko roti pukul 04.30. Namun, dia masih menunggu temannya di depan toko karena gerbangnya belum dibuka. “Waktu duduk, saya dengar suara seperti kucing berkelahi,” ujarnya.

Lantaran penasaran, Taufik mendekati sumber suara. Dia kaget bukan kepalang. Suara yang dia kira kucing berkelahi, ternyata adalah seorang bayi yang menangis karena tergeletak di tanah. Nahasnya, tubuh bayi itu terasa dingin karena hanya mengenakan baju dan sedikit basah.

Baca Juga: Kurang dari Dua Bulan, Kali Kedua Ada Pembuangan Bayi di Kota Magelang

Saat ditemukan, tidak ada benda maupun perlengkapan bayi lainnya. Taufik pun menghubungi temannya bahwa ada bayi di depan toko roti. Dia kemudian langsung ke Polsek Magelang Utara untuk melapor.

Setelah kembali dari Polsek Magelang Utara, sudah ada beberapa orang yang mendatangi lokasi. Polisi pun segera mengevakuasinya dan membawa bayi mungil itu ke RSUD Budi Rahayu. “Bayinya bersih dan sehat,” sambungnya.

Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang yang ditemui di RSUD Budi Rahayu mengatakan, polisi pun segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Saat itu, beberapa warga, sudah menggendong bayi tersebut. Lantas, bayi itu dibawa ke RSUD Budi Rahayu untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Baca Juga: Pastikan Semua Aman, KPU Kabupaten Magelang Masih Tunggu Logistik Pemilu

Yolanda mengatakan, sewaktu ditemukan, tubuh bayi perempuan itu dingin dan bibirnya membiru. Berat badannya 2,5 kilogram (kg) dengan panjang 46 sentimeter. Usianya diperkirakan baru menginjak satu hingga dua hari. Hal itu terlihat dari bekas ari-ari atau plasenta yang belum lama.

Bahkan, tali pusar bayi perempuan itu masih menempel. Begitu pula dengan tubuh dan kepala bayi yang belum sepenuhnya bersih. Warga yang melihat itu, lantas mengambil selimut dan dikenakan oleh bayi tersebut.

Polisi pun sudah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa CCTV untuk mencari pelaku pembuangan bayi tersebut. Dari CCTV, sekitar pukul 21.30, terlihat ada kendaraan roda empat berhenti di depan toko roti Paula. Beberapa detik kemudian, kendaraan itu melaju lagi.

Kendaraan itu, melaju dari arah Semarang menuju Magelang. “(Mobil itu) langsung berhenti dan meletakkannya (bayi) di depan toko roti Paula. Yang pasti mobil, tapi belum tahu (pelat nomornya) karena ketutupan sinar lampu mobil. Apalagi CCTV-nya agak jauh,” jelas dia.

Baca Juga: Ikhtiar Menyelamatkan Semesta, 15 Ribu Orang Akan Kumpul Puncak Milad Muhammadiyah Dipusatkan di Alun-Alun Magelang

Dia pun masih menunggu hasil penyelidikan dari Sat Reskrim Polres Magelang Kota. Dengan mengidentifikasi seluruh CCTV di sekitar lokasi. Polisi bakal terus mengusut pelaku pembuang bayi tersebut.

Sementara itu, dokter umum RSUD Budi Rahayu Arifah Mabruroh Prilia menuturkan, bayi perempuan itu saat ini sudah ditangani oleh dokter dan telah mendapatkan perawatan. Dia menyebut, kondisi bayi itu mulai membaik. Yang semula demam ringan, kini suhu tubuhnya berangsur normal. “Dan sudah advis dari dokter spesialis anak juga untuk merawat di sini. Kondisinya sudah bagus,” sebutnya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Magelang Bambang Nuryanta mengatakan, tindaklanjut soal penemuan bayi itu, masih menunggu hasil penyelidikan dari polisi. Namun, saat ini, sudah ada dua keluarga yang mendatangi kantor dinsos dan hendak mengadopsinya. “Masih ditangani Polres Magelang Kota. Sudah ada dua keluarga yang datang untuk adopsi,” ujarnya. (aya/din)

Lainnya