RADAR MAGELANG – Aksi tawuran terindikasi di tepi Jalan Urip Sumoharjo, Wates, Magelang Utara pada Rabu (29/11) sekitar pukul 14.30.
Mereka merupakan siswa SMK Yudya Karya Magelang dan membawa senjata tajam (sajam) jenis celurit.
Akibat tawuran, dua orang mengalami luka bacok dan kini masih dirawat di RST dr Soedjono, Magelang.
Aksi tawuran itu sudah beredar luas di media sosial. Sebagian terlihat mengendari sepeda motor sembari membunyikan klakson. Sisanya berjalan kaki dan tampak mengacung-acungkan sajam.
Hal itu sontak mengundang ketakutan warga.
Baca Juga: BPS DIY: Kenaikan UMP DIY Diharapkan Bisa Mengimbangi Stabilitas Inflasi
Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang menyebut, aksi itu terjadi sekitar pukul 14.30.
Ada sekitar 15 pelajar yang mengendarai sepeda motor dan membawa celurit. Namun, dia tidak mengetahui betul sasaran dari aksi tersebut.
“Saat mereka melintas, ada dua korban berinisial GSP dan BS yang terkena bacok di punggungnya. Padahal mereka nggak ngapa-ngapain. Kini, keduanya masih menjalani perawatan di RST dr Soedjono,” terangnya saat ditemui, Kamis (30/11).
Sejauh ini, polisi sudah melakukan pemeriksaan. Termasuk memeriksa dua korban dan tiga pelajar dari SMK Yudya Karya yang ikut dalam rombongan. Tapi, polisi belum menemukan pelaku pembacokan tersebut.
Baca Juga: Tiga Proyek Strategis Pemkot Magelang Hampir Rampung, Akhir Tahun Bisa Dimanfaatkan Warga
Pihak sekolah pun turut membantu mengidentifikasi para pelajar yang terlibat tawuran. Sebetulnya, SMK Yudya Karya menjadi satu sekolah yang menjadi pantauan dari Polres Magelang Kota. Karena sering menimbulkan masalah.
Yolanda mengatakan, sebetulnya kejadian tersebut tidak terindikasi tawuran antarsekolah. Karena dua orang yang menjadi korban bacok, hanya sedang duduk di warung. “Bukan sedang berhadapan. Jadi, mereka (korban) melihat rombongan melintas,” paparnya.
Kedua korban mengalami luka bacok di pinggang dan agak lebar. Sementara satu lainnya di punggung.
“Ini (tawuran) sudah berulang. Padahal kami dari Polres Magelang Kota sudah mengumpulkan kepala sekolah se-Kota Magelang untuk menjaga anak-anak didiknya. Terutama yang bermasalah,” bebernya. (aya/mel)