Neutron Yogyakarta

Argya Abidhaya, setelah 32 Tahun Candi Borobudur Jadi Warisan Dunia

Argya Abidhaya, setelah 32 Tahun Candi Borobudur Jadi Warisan Dunia
ANTUSIAS: Pada kajian lapangan terbuka, para pengunjung diperbolehkan naik ke struktur Candi Borobudur dengan sejumlah ketentuan. Termasuk penggunaan sandal upanat dan pendampingan dari pemandu wisata.NAILA NIHAYAH/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Tak terasa status warisan dunia sudah disandang kompleks Candi Borobudur sejak 32 tahun yang lalu. Untuk merayakannya, Museum dan Cagar Budaya (MCB) Warisan Dunia Borobudur bakal menggelar berbagai kegiatan. Rangkaian kegiatan yang bertajuk ‘Argya Abidhaya’ ini dilangsungkan mulai 4-10 Desember 2023.

Argya Abidhaya diambil dari Bahasa Sansekerta. Artinya perayaan pada keluhuran budaya. Kegiatan seni budaya ini akan melibatkan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur. Agar mereka turut andil dalam merayakan hari penetapan kompleks Candi Borobudur sebagai warisan dunia.

Baca Juga: Ibu Hamil, Pengidap TBC dan PMS Jadi Sasaran Skrining HIV/AIDS di Bantul

Koordinator MCB Warisan Budaya Borobudur Wiwit Kasiyati mengutarakan, kegiatan seni dan budaya ini melibatkan masyarakat di kawasan Borobudur. Sebab, budaya masyarakat merupakan lanskap budaya sebagai satu atribut yang harus dilestarikan.

Dengan demikian, tidak hanya Candi Borobudur saja yang dimanfaatkan, tetapi seni dan budaya masyarakat sekitarnya. Sehingga dapat diselaraskan pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat. “Yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya di Tuksongo, Minggu sore (3/12).

Baca Juga: Jembatan Rel Pangukan hingga Saluran Air Buk Renteng Harus Bebas dari APK

Sebetulnya, peringatan itu jatuh pada 13 Desember 2023. Namun, perayaannya digelar mulai 4-10 Desember 2023. Kegiatan seni dan budaya ini terbagi menjadi tiga kegiatan di dua lokasi. Lokasi utama di area Aksobya Candi Borobudur. Kemudian, lokasi kedua berada di Lapangan Randualas, Desa Tuksongo.

Program Director Altiyanto Henryawan mengatakan, perayaan ini menjadi sebuah ungkapan syukur dan suka cita usai kompleks Candi Borobudur ditetapkan sebagai warisan dunia. Tidak hanya MCB, tapi masyarakat juga ikut ambil bagian atas keberadaan Candi Borobudur.

Baca Juga: Diusulkan Naik Rp 32 Ribu, UMK Purworejo Malah Naik Rp 83 Ribu

Program ini, kata dia, sentuhannya tidak hanya sebagai wujud pelestarian dan pemanfaatan candi. Tapi juga pemajuan serta pengembangan candi. “Kegiatan yang diselenggarakan pun, didesain dan mengaktualisasikan cagar budaya Candi Borobudur,” bebernya.

Dia merinci, tiga kegiatan itu antara lain Pasaraya Mbuduran. Lokasinya di Lapangan Randualas, Desa Tuksongo mulai 4-10 Desember 2023. Yang menghadirkan produk kuliner dan kriya potensi dari 23 desa binaan MCB. 20 desa di Kecamatan Borobudur dan tiga desa di Kecamatan Mungkid.

Baca Juga: Terakhir Digelar 2008, setelah 15 Tahun Ada Lagi Kirab Budaya Kalurahan Trimulyo

Selain itu, ada juga aneka produk kuliner lokal yang langka dari para perajin kuliner Borobudur, Magelang, Muntilan, dan Jogja. Serta barang-barang antik dan lawasan dari komunitas penjual barang lawasan. “Kegiatan ini akan bekerja sama dengan komunitas Pasar Kangen Jogja dan Pasar Budaya Borobudur,” jelasnya.

Kemudian, kegiatan kedua adalah Nritya atau pagelaran seni dengan mengusung parade pertunjukan tari dan musik. Karya tari dan musik yang akan ditampilkan bertemakan sejarah lampau keluhuran nuswantara.

Baca Juga: Update Pembangunan Tol-Jogja Solo! Ring Road Utara Sudah Diaspal, Jalur Lambat Bisa Dilewati

Dalam kegiatan ini, lanjut Alti, akan memberdayakan sanggar-sanggar desa binaan MCB. Serta melibatkan seniman dan kelompok seni dari SMKI Jogja, Surakarta, Prambanan, dan Temanggung. Kegiatan tersebut berlangsung pada 9-10 Desember 2023 di Taman Aksobya Borobudur.

Lalu, kegiatan terakhir adalah Baswara atau pertunjukan tata cahaya di venue Taman Aksobya Borobudur pada 9-10 Desember 2023. Kegiatan ini merupakan pertunjukan instalasi cahaya yang juga akan digunakan sebagai background kegiatan pagelaran seni.

Baca Juga: Teknologi Jadi Program Prioritas Pendidikan di Muhammadiyah

Alti menjelaskan, instalasi cahaya dapat menjadi daya tarik utama. Sebab, Candi Borobudur tidak hanya akan menjadi background pertunjukan seni, tapi dapat menjadi poin penting dalam pertunjukan tata cahaya ini. Pertunjukan ini didesain oleh seniman cahaya dan visual dari Jogja dan Bali.

Dua kegiatan di Taman Aksobya Borobudur, kata dia, terbuka untuk masyarakat umum dan tidak dipungut biaya. Aksesnya melalui pintu tujuh kompleks Candi Borobudur. “Sehingga masyarakat umum bisa hadir dan punya akses gratis untuk menikmati acara,” terangnya. (aya/pra)

Lainnya