Neutron Yogyakarta

Ratusan Pelajar Ikuti Kemah Bakti Antarumat Beragama di TKL Ecopark

Ratusan Pelajar Ikuti Kemah Bakti Antarumat Beragama di TKL Ecopark
EDUKASI: Ratusan pelajar tingkat SMP se-Kota Magelang mengikuti kemah bakti antarumat beragama di TKL Ecopark, 9-10 Desember 2023.Dok: Prokompim Kota Magelang

RADAR MAGELANG – Sebanyak 140 pelajar setingkat SMP se-Kota Magelang mengikuti Kemah Bakti Antarumat Beragama di TKL Ecopark yang digelar Sabtu ( 9/12) dan Minggu (10/12). Kemah tersebut dikemas menyenangkan, sarat edukasi, dan toleransi.

Naila Nihayah – MAGELANG

Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Magelang itu merupakan satu program untuk menumbuhkan sikap toleransi antarumat beragama sejak dini.

Sekaligus merajut, merawat, dan mempererat tali persaudaraan di kalangan generasi muda lintas agama. “Kemah ini juga menjadi sarana untuk membekali generasi muda tentang wawasan kebangsaan, memahami relasi keberagaman dan kepedulian terhadap lingkungan,” terang Kepala Badan Kesbangpol Kota Magelang Agus Satiyo Hariyadi, Sabtu (9/12).

Dengan begitu, diharapkan akan tumbuh generasi muda berkarakter cerdas, mampu bertindak adil, dan seimbang. Termasuk menjunjung tinggi solidaritas, memiliki karya, karsa, serta menjadi duta damai di masa kini dan masa mendatang.

Kemah ini dikemas dengan suasana gembira dan menyenangkan. Seluruh kegiatan bersifat edukatif dan rekreatif. Namun, tetap fokus pada aspek pengembangan dinamika spiritual dan karakter kebangsaan, toleransi, kerukunan, serta moderasi beragama.Sementara materi yang diberikan melalui kajian literasi dan diskusi. “Ada materi outing serta city tour ke rumah-rumah ibadah di Kota Magelang. Yaitu ke masjid, gereja, kelenteng, dan pura,” imbuhnya.

Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur mengapresiasi kemah yang diikuti oleh para remaja tersebut. Pada konteks kegiatan tersebut, harapannya para remaja turut serta membangun Kota Magelang yang guyub dan toleran.

Dua berharap, gesekan, radikalisme, dan saling menyalahkan orang lain karena beda keyakinan itu terkikis. Syukur-syukur bisa hilang. “Dikumpulkan sejak kecil sehingga sudah tertanam dalam jiwa, pikiran dan hati bahwa kerukunan beragama itu penting guna mewujudkan stabilitas Kota Magelang yang rukun,” tandasnya. (aya/din)

Lainnya

Exit mobile version