Neutron Yogyakarta

Calon Biksu di Borobudur Magelang Beri Penghormaan pada Sang Buddha Lewat Pradaksina

Calon Biksu di Borobudur Magelang Beri Penghormaan pada Sang Buddha Lewat Pradaksina
KHIDMAT: Para pesera Pabbajja Samanera Sementara melakukan pradaksina dengan mengelilingi Candi Borobudur pada Selasa pagi (19/12). (Naila Nihayah/Radar Jogja)
RADAR MAGELANG – Mengenakan pakaian serba putih, para peserta Pabbajja Samanera Sementara melakukan pradaksina. Mereka mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali. Sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Buddha sebelum melaksanakan upacara pentahbisan.
Mereka mulai mengelilingi candi sekitar pukul 7.15 WIB. Berbaris rapi dengan membawa bunga sedap malam.
Mereka tampak khidmat melantunkan doa mesti satu per satu pengunjung mulai memadati kompleks candi.
Ketua panitia Pabbajja Samanera Sementara 2023 Fatmawati menuturkan, pradaksina menjadi rangkaian kegiatan yang dinilai penting bagi peserta.
Sebelum calon samanera ditahbiskan, mereka diminta untuk melakukan penghormatan pada Buddha, Dhamma, dan Sangha melalui pradaksina.
“Pradaksina adalah salah satu cara penghormatan tertinggi dan yang bisa kami berikan kepada Sang Buddha,” ujarnya usai kegiatan pradaksina.
Sementara pentahbisan merupakan upacara pengukuhan bahwa para peserta mengikuti pelatihan serta melepaskan keduniawian. Yang ditandai dengan mengenakan jubah kuning, layaknya seorang biksu.
Fatmawati menambahkan, dibanding tahun sebelumnya, program Pabbajja Samanera Sementara kali ini kedatangan 300 tamu asing. Mulai dari Thailand, China, Singapura, Malaysia, Vietnam, Laos, Kamboja, Amerika Serikat, hingga Ukraina.
Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) sebagai penyelenggara, berkeinginan untuk ikut mempromosikan Candi Borobudur di kancah internasional.
“Di mata tamu-tamu asing, kami ingin mereka membawa kenangan indah setelah dari sini,” kata dia.
Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Dirjen Bimas Buddha, Kemenag RI Nyoman Suriadarma menyambut baik program tersebut. Apalagi kegiatan ini rutin dilaksanakan saban tahun oleh MBMI di Candi Borobudur.
Dia menjelaskan, Pabbajja Samanera Sementara ini melatih setiap orang agar mengenal kehidupan seorang petapa.
“Bagaimana mereka saat pelatihan, melepas keduniawian. Ini menjadi bentuk melatih diri sendiri agar ke depan, paling tidak, bisa punya mental dan moral yang kuat,” ujarnya.
Sebab, setelah kegiatan ini selesai, mereka bakal kembali pada kehidupannya masing-masing.
“Kalau memang mereka tertarik untuk menjadi biksu, sangat boleh. Justru kami mengharapkan itu, agar banyak melahirkan biksu-biksu yang baru untuk membina di Indonesia,” imbuhnya. (aya/mel)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)