Neutron Yogyakarta

Jauh-Jauh dari Malang demi Terima UGR, Lahan Mbah Soedarminah Terdampak Pembangunan Kampung Seni Borobudur

Jauh-Jauh dari Malang demi Terima UGR, Lahan Mbah Soedarminah Terdampak Pembangunan Kampung Seni Borobudur
BERESKAN ADMINISTRASI: Mbah Soedarminah jauh-jauh dari Malang, Jawa Timur demi mendapatkan uang ganti kerugian (UGR) di Balai Desa Borobudur,(10/1). NAILA NIHAYAH/RADAR JOGJA

RADAR MAGELANG – Untuk kepentingan administrasi, Mbah Mbah Soedarminah harus menempuh perjalanan jauhdari Malang, Jawa Timur untuk proses pemberian uang ganti kerugian (UGR) proyek pembangunan dan penataan Kampung Seni Borobudur.

Tak boleh diwakilkan.Dia harus datang langsung ke Balai Desa Borobudur.Soedarminah saat ini tinggal di Malang, Jawa Timur bersama anak dan menantunya. Lebih-lebih usianya sudah renta dan tubuhnya tidak mampu beraktivitas lebih banyak. Mau tidak mau, Soedarminah harus menempuh ratusan kilometer (KM) demi menyelesaikan seluruh proses administrasi.

Setelah tiba di kompleks Balai Desa Borobudur, tim pengadaan tanah pun mendatangi Soedarminah. Lalu, mereka memberikan beberapa lembar kertas berisi kelengkapan administrasi yang harus ditandatangani Soedarminah.Sebelumnya, dia bisa memberikan kuasa kepada orang lain untuk mengurus pelepasan hak objek pengadaan tanah.

Dia diketahui memiliki tanah di Dusun Puton RT 02/RW 03 Desa Tuksongo, Borobudur seluas 2.227 meter persegi. Yang berupa lahan pertanian yang dititipkan ke warga. “Dulunya mau dibangun rumah pada 2019, tapi tidak jadi,”ujar Winardi, menantu Soedarminah, kemarin (10/1).

Plt Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan SDM, PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Mohamad Nur Sodiq mengutarakan, ada 50 bidang tanah yang dibebaskan untuk pembangunan Kampung Seni Borobudur. Dengan luas 6,2 hektare. Dua bidang di antaranya merupakan tanah wakaf dengan luas 0,2876 hektare.

Dengan proporsi, TWC membebaskan 37 bidang tanah dan 13 bidang lainnya dibebaskan oleh Pemprov Jateng. Untuk ganti rugi, TWC menyediakan anggaran kurang lebih Rp 77 Miliar. Termasuk untuk penggantian tanah wakaf. “Kalau pemprov kemungkinan anggarannya sekitar Rp 30 miliar,” sebutnya.

Sebetulnya, ada empat pihak yang menyediakan tanah untuk pembangunan Kampung Seni Borobudur. Antara lain PT TWC, Pemprov Jateng, Pemkab Magelang, dan Pemdes Borobudur. Luas keseluruhannya mencapai 10,7 hektare. Proses pengadaan tanah ini, kata dia, sudah berlangsung sejak November 2023.

Setelah melalui musyawarah, warga yang terdampak menerima nilai UGR yang ditetapkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Besaran nilai UGR yang diterima masing-masing warga pun berbeda. KJPP pun sudah mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kelas. Tergantung letak bidang tanah tersebut. Namun, rata-rata warga mendapat Rp 1,7 juta hingga Rp 2,8 juta per meternya.

Kampung Seni Borobudur ini menjadi satu program strategis nasional (PSN) yang disusun oleh pemerintah pusat. Di area tersebut, nantinya ada kios pedagang yang semula berada di zona dua kompleks Candi Borobudur. Lalu, tempat parkir, museum, dan tempat pentas pertunjukan seni. Kampung seni itu dibangun guna mendukung keberadaan Candi Borobudur.

Sesuai dengan ketetapan yang diatur pemerintah, PT TWC turut mendukung penataan seluruh ekosistem pariwisata. “Kami ingin menempatkan pedagang pada posisi yang ideal. Jadi, kami bangunkan (tempat) yang baru. Nanti pemerintah juga membangunkan kios baru. Lahan parkir juga ditata, tidak dalam zona dua kompleks candi,” ujarnya.

Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Magelang A Yani menambahkan, ada 50 bidang tanah itu memiliki luas 6,2 hektare. 48 bidang di antaranya milik warga seluas 5,9362 hektare dan dua bidang tanah wakaf seluas 0,2876 hektare. Namun, kata dia, pembayaran tanah wakaf itu masih menunggu persetujuan dari Kanwil Kemenag Jateng.

Adapun nilai UGR yang dibayarkan sebanyak Rp 101.891.013.400. Pembayaran UGR tersebut, lanjut Yani, ditargetkan selesai dalam satu hari. Dia berharap tidak ada yang return atau berhalangan hadir. Meskipun datangnya sore atau malam, akan ditunggu. “Kami juga akan mendatangi warga apabila dia sakit,” paparnya. (aya/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)