Neutron Yogyakarta

Sasar 11.746 Anak di Kota Magelang Ancang-ancang Vaksinasi Polio Massal, Puskesmas Tengah Kumpulkan Data

Sasar 11.746 Anak di Kota Magelang Ancang-ancang Vaksinasi Polio Massal, Puskesmas Tengah Kumpulkan Data
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kota Magelang Budi Santoso

RADAR MAGELANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang belum menerima laporan terkait kasus lumpuh layu akut akibat virus polio di wilayahnya.

Meski begitu, vaksinasi polio akan terus digencarkan. Nantinya, pada sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio ada 11.746 anak usia 0-7 tahun di Kota Magelang yang mendapat vaksinasi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kota Magelang Budi Santoso menuturkan, tidak ada kasus polio di wilayahnya.

Selama ini, dinkes telah melakukan surveilans acute flaccid paralysis (AFP). “Kalau ada yang lumpuh secara tiba-tiba anak usia 0-15 tahun, akan kami ambil sampel,” katanya, Kamis (11/1/2024).

Kemudian, sampel berupa tinja itu dikirim ke laboratorium untuk memastikan adanya virus polio.

Beruntung pada 2023, dari tiga sampel yang dikirim, tidak mengandung virus polio.

Kendati demikian, dinkes massif melakukan pemantauan terhadap anak yang memiliki ciri serupa polio. Pada 2024, dinkes ditargetkan mengirimkan dua sampel AFP.

Budi menjelaskan, virus polio tersebut umumnya masuk melalui mulut akibat tertelannya makanan atau air yang terkontaminasi.

Lalu, virus itu akan berkembang di sistem pencernaan dan menyebar ke lingkungan sekitar melalui tinja.

Terlebih, kondisi lingkungan yang kotor dapat mempercepat penularan virus polio.

Nantinya pada sub-PIN polio, lanjut Budi, anak-anak usia 0-7 tahun akan mendapatkan vaksinasi. Tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Karena memang jenis vaksinnya berbeda. Dia menyebut, saat ini vaksin untuk polio sudah diterima oleh dinkes.

Sub-PIN ini digelar secara massal di Jateng, Jatim, dan Sleman, DIJ guna menindaklanjuti temuan kasus polio tipe 2 di Klaten, Jateng pada Desember lalu.

Vaksinasi ini, kata dia, digelar dua putaran. Pada 15 Januari dan 19 Februari mendatang. Dengan jenis vaksin tetes dan bisa mengakomodir maksimal 50 anak.

Di Kota Magelang, ada lima puskesmas induk yang nantinya memberikan fasilitas kepada anak saat sub-PIN polio berlangsung.

Saat ini, masing-masing puskesmas tengah mendata nama anak yang akan mendapatkan vaksinasi polio. Termasuk menentukan pos sub-PIN.

Budi menyebut, ketika masih ada anak yang belum mendapatkan vaksin polio, dinkes akan melakukan sweeping.

“Jadi, jadwalnya (vaksin) satu pekan, ditambah lima hari sweeping. Hal itu juga berlaku saat putaran kedua pada 19 Februari mendatang,” bebernya.(aya/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)