Neutron Yogyakarta

Meski Capaian Sub-PIN Polio Lebih Seratus Persen, Dinkes Kebupaten Magelang Terus Sweeping untuk Fasilitasi Anak

Meski Capaian Sub-PIN Polio Lebih Seratus Persen, Dinkes Kebupaten Magelang Terus Sweeping untuk Fasilitasi Anak
PERSUASIF: Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang Budi Suprastowo

MUNGKID – Capaian cakupan sub-Pekan Imunisasi Polio (PIN) polio di Kabupaten Magelang terbilang sukses. Jumlahnya melebihi target yang ditentukan.

Itu terpantau pada Kamis (25/1/2024). Tercapai sebesar yakni 100,3 persen dari target.

Sasaran dalam kegiatan ini yakni 138.541 anak usia 0 sampai 7 tahun.

Meski demikian, petugas tidak lantas berdiam diri. Mereka tetap bekerja. Mereka melakukan sweeping untuk memfasilitasi anak yang belum mendapatkan layanan vaksinasi.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang Budi Suprastowo menuturkan, sasaran riil anak usia 0-7 tahun yang diperoleh memang sedikit berbeda dengan pusat data dan informasi (pusdatin).

“Jumlahnya lebih banyak pusdatin daripada kami,” ungkapnya saat ditemui Jumat (26/1/2024).

Berdasarkan pusdatin terungkap sasaran yang mendapat vaksinasi adalah sebanyak 143.242 anak. Hingga kini sudah tercapai 97,6 persen. Ada selisihnya sekitar 4.701 anak.

Hal tersebut sudah mencapai target yang ditetapkan. Yakni, 95 persen.

Meski demikian, dinkes juga akan mengevaluasi capaian sub-PIN polio dari dua data tersebut.

Diperkirakan data tersebut terus berkembang. Itu terkait pelaksanaan sweeping vaksinasi yang dijadwalkan hingga Sabtu (26/1/2024) mendatang.

Selain itu, dinkes juga belum memverifikasi data anak yang melakukan vaksinasi di luar Kabupaten Magelang.

Budi,l menegaskan, anntusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi ini tinggi.

Meski, ada beberapa anak yang belum mendapat vaksinasi karena sejumlah alasan. Seperti sakit dan tengah bepergian.

“Anak-anak yang belum dapat vaksin ini, nanti kami tekankan untuk dicari dan bisa dibawa ke puskesmas,” katanya.

Di sisi lain, Budi tidak menampik ada beberapa orang tua yang enggan anaknya mendapat vaksinasi.

“Bahasanya (penolakan) macam-macam. Seperti, ‘Anak saya tidak usah diimunisasi, sudah sehat’. Ada juga yang lain,” sambungnya.

Terhadap orang tua yang menolak anak diberikan vaksinasi akan dilakukan pendekatan dan persuasif oleh petugas kesehatan di wilayah tersebut.

Jika tetap bersikeras menolak vaksinasi, dinkes akan tetap mencatatnya. Lantas, melaporkan ke Pemprov Jateng.

Hingga saat ini dinkes belum mendapat laporan adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Sejak awal, dinkes juga sudah menekankan kepada masyarakat bahwa vaksin jenis novel Oral Polio Vaksin tipe 2 (nOPV2) itu aman untuk anak-anak.

Dinkes Kabupaten Magelang mendapat 3.380 vial atau 169.000 dosis pada putaran pertama.

Sementara untuk putaran kedua pada 19 Februari mendatang, hingga kini belum menerima.

“Kami optimistis bisa tercapai seratus persen, baik putaran 1 maupun 2,” tegasnya. (aya)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)