MUNGKID – Polresta Magelang telah mengamankan empat terduga pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban berinisial DP, 16 meninggal dunia.
Korban ditemukan terbujur kaku pada Selasa (6/2/2024) sekitar 04.30 di tepi Jalan Payaman-Windusari.
Namun, polisi masih mengumpulkan bukti dan menyelidiki lebih dalam terkait motif yang dilakukan oleh para terduga pelaku.
Dari keempat terduga pelaku yang diamankan, tiga di antaranya merupakan anak di bawah umur.
Kapolresta Magelang Kombes Pol Mustofa menjelaskan, dari kasus penemuan mayat itu, polisi mengamankan empat terduga pelaku.
Tapi, dia enggan membeberkan inisial para terduga pelaku. “Kami juga masih menunggu hasil visum dan autopsi,” ujarnya saat ditemui, Rabu (7/2/2024).
Empat terduga pelaku itu berhasil diamankan polisi di kediamannya masing-masing. Saat ini, keempatnya masih dimintai keterangan dan belum ditahan secara resmi.
Polisi pun tengah mendalami motif dari penganiayaan tersebut.
Kendati begitu, lanjut Mustofa, mereka memang terindikasi sebagai pelaku dari peristiwa penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
“Mendasari keterangan saksi dan beberapa petunjuk, empat orang ini kami amankan sebagai terduga pelaku,” kata dia.
Dari peristiwa itu, polisi juga mengidentifikasi adanya korban kedua, selain DP.
“Selain penemuan jenazah (di Payaman), yang kedua ada laporan tindak pidana penganiayaan lain. Makanya saya bilang, ini sementara kita sinkronkan apakah dua peristiwa ini yang katanya (korban) dirawat di RS Salatiga dan yang kemarin meninggal ada korelasinya,” imbuhnya.
Adapun barang bukti yang disita yakni pakaian korban, ponsel, celurit, sepeda motor, hingga ikat pinggang.
Yang kemungkinan berkaitan dengan peristiwa tindak pidana penganiayaan tersebut. Terlebih, penganiayaan itu diduga berawal dari tawuran antarkelompok.
Untuk mengantisipasi adanya tawuran antarkelompok yang bermula dari saling tantang di media sosial (medsos) ini, polisi gencar melakanakan patroli.
Baik secara langsung maupun siber patrol.
Sebab, kejadian tersebut bermula adanya saling tantang melalui medsos. Namun, dugaannya tidak menggunakan Instagram, melainkan undangan lewat WhatsApp (WA).
Selama ini, polisi sudah masif melakukan patroli. Baik secara langsung maupun siber patrol.
“Ternyata dugaan sementara peristiwa ini bermula undangan perkelahiran dari WA story. Kami agak kesulitan. Yang jelas empat terduga pelaku sudah kami amankan,” jelasnya.(aya/bah)