Neutron Yogyakarta

Enam Petugas Tumbang di Hari Coblosan, Petugas KPPS Nyaris Tak Tidur 24 Jam

Enam Petugas Tumbang di Hari Coblosan, Petugas KPPS Nyaris Tak Tidur 24 Jam
KERJA KERAS : Petugas KPPS di Kebumen menyelesaikan proses pungut hitung surat suara Pemilu 2024.

KEBUMEN – Di balik suksesi Pemilu 2024 ternyata ada keringat dan perjuangan para kelompok penyelenggara pemungut suara (KPPS).

Mereka rela bekerja nyaris 24 jam demi menyelesaikan seluruh rangkaian pungut hitung surat suara.

Seperti diungkapkan salah satu KPPS di Kecamatan Sadang Anna Seftiayunisa, 27.

Ia mengaku bertugas selama 22 jam, praktis tanpa tidur. Kesempatan istirahat hanya ketika sela waktu salat.

“Ya bayangkan aja. Berangkat pagi, pulang hampir pagi lagi. Saya pulang itu bareng orang berangkat jamaah ke masjid,” katanya, Kamis (15/2).

Anna mengatakan, kondisi sama juga dirasakan anggota KPPS di TPS lain. Menurutnya selama bertugas mengawal proses pemilu dibutuhkan kondisi fisik dan stamina prima.

Itulah salah satu konsekuensi petugas KPPS.

“Kasihan, ada teman juga lagi hamil muda. Tapi mau bagaimana lagi. Sudah resiko dari awal,” terangnya.

Lebih lanjut, bagi dia menjalankan tugas KPPS memang tidak mudah. Selain kondisi fisik, petugas tuga dituntut untuk lebih teliti dan berkonsentrasi tinggi.

Kendati begitu, dia merasa bersyukur karena telah mendapat kepercayaan dalam proses pemilihan sosok pemimpin bangsa.

“Sangat berkesan ya. Walau pun harus susah payah. Bangun pagi sama persiapan sampai akhir itu rumit banget,” jelas dia.

Komisioner KPU Kebumen Muhammad Sobir menyampaikan, pihaknya mencatat ada enam petugas sakit selama proses pungut hitung surat suara Pemilu 2024.

Masing-masing 4 KPPS, 1 PPS dan 1 Satlinmas. Meski begitu, secara keseluruhan proses Pemilu di Kebumen sampai sekarang berjalan lancar.

“Sakit karena kelelahan. Sekarang sudah pulih. Mereka sakit itu punya komorbid atau penyakit peserta,” ucapnya.

Sobir mengaku, proses di TPS yang paling menguras tenaga adalah ketika perhitungan suara hingga teknis pengisian lembar C plano serta input data pada aplikasi Sirekap.

Di Kebumen, kata Sobir, mayoritas TPS selesai proses rekapitulasi suara melebihi dini hari.

“Item kertas plano itu banyak. Jadi harus diisi gantian satu per satu. Misal tidak teliti ya resiko ulang,” pungkasnya.

Lainnya