KORAN MAGELANG DIGITAL – Suasana berbeda menyelimuti Pasar Rejowinangun Kota Magelang saban Senin pukul 10.00. Sebab, para pedagang maupun pengunjung pasar diwajibkan menghentikan aktivitasnya saat lagu Indonesia Raya berkumandang. Mereka berdiri sembari memberikan penghormatan kepada bendera merah putih di dekatnya. Rutinitas itu sudah dilakukan sejak tiga tahun belakangan ini.
Koordinator Pasar Rejowinangun Aipda Matronny mengutarakan, kegiatan ini sebagai wujud untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan kebangsaan kepada warga di pasar. Baik di lantai satu maupun dua. “Jadi, (jiwa itu) biar muncul kembali. Terutama mbok-mbok yang mungkin sudah lupa (lagu Indonesia Raya),” ujarnya saat ditemui, Senin (4/3).
Meski harus mengentikan aktivitasnya sejenak, namun pedagang maupun pengunjung pasar antusias dan mendapatkan tanggapan yang positif. Bahkan, tiap blok terdapat satu bendera merah putih untuk menjadi kiblat mereka saat memberikan penghormatan. Sebelum lagu Indonesia Raya berkumandang, Ronny akan memantau dari pos induk dan memberi peringatan kepada warga pasar sejak pukul 09.45.
Begitu ada bunyi sirine pada 09.59, mereka diminta untuk segera menghentikan aktivitasnya dan mengambil sikap sempurna menghadap bendera merah putih. “Sirine saya bunyikan satu menit terakhir untuk memberikan jeda waktu kepada pedagang dan pengunjung agar segera menyelesaikan transaksi ataupun aktivitas lainnya,” ungkapnya.
Namun, ketika Ronny masih menjumpai adanya aktivitas pedagang maupun pengunjung melalui CCTV, dia akan menegurnya. Tidak hanya dia saja, tapi seluruh pedagang memiliki hak untuk menghentikan pengunjung. Sehingga segala aktivitas seperti transaksi penjualan, jalan, dan lainnya, berhenti total. Bahkan, pintu gerbang utama di lantai satu juga ditutup selama beberapa saat.
Selain itu, ada petugas pasar lainnya yang akan menghentikan pengendara motor yang masih melaju di kawasan Pasar Rejowinangun. Kemudian, mereka juga diminta turun dari kendaraan dan sikap sempurna sembari memberi penghormatan kepada bendera merah putih. “Pas sirine bunyi, semua berdiri khidmat. Begitu lagunya menggema, mereka hormat,” sebut Ronny.
Sementara itu, seorang pedagang cabai Suruwiyah mengaku, rutinitas tersebut sudah berjalan sejak tiga tahun lalu. Dia bersama pedagang lain dan pengunjung pasar diwajibkan mengentikan aktivitas selama lagu Indonesia Raya berkumandang. “Kalau sudah ada peringatan lewat speaker, berarti diminta menghentikan aktivitas. Kami berdiri, terus hormat menghadap bendera merah putih,” katanya.
Hal serupa juga dirasakan oleh pengunjung pasar asal Candimulyo Miftakhul Hayu Jatiningtias. Saat hendak menuju lantai dua Pasar Rejowinangun, ia diminta untuk berhenti dan mematikan mesin motornya. “Saya kaget waktu disuruh berhenti sama petugas pasarnya. Ternyata memang semua orang diminta berhenti dan berdiri saat lagu Indonesia Raya menggema,” lontarnya. (aya/pra)