Neutron Yogyakarta

Segudang Manfaat Menggunakan Jastip

Segudang Manfaat  Menggunakan Jastip

JOGJA – Tren jasa titip (jastip) di Indonesia memang sudah lama ada. Hingga saat ini masih berkembang, karena dinilai memiliki segudang manfaat. Salah seorang pengguna jastip, Indah Widya, 35, mengaku sudah sejak 2016 menggunakan jastip.

Menurutnya, banyak alasan yang mendasari warga Kalasan, Sleman, ini memanfaatkan jasa tersebut. “Karena waktuku terbatas untuk belanja sendiri, jadi mereka membantu memenuhi kebutuhanku,” jelas ibu tiga anak ini kepada Radar Jogja Jumat (5/8).

Ia mengatakan, menggunakan jastip lebih efisisien. “Kan lebih efisien ya dengan titip. Kita tinggal bayar jasa titip yang lumayan terjangkau daripada beli sendiri karena waktu terbuang, capek, dan lain-lain. Mending jastip, lebih efisien,” lanjutnya.

Indah mengaku banyak kebutuhan yang menggunakan layanan jastip. Diantaranya ialah pembelian buku untuk anak-anaknya, make up, dan keperluan lainnya. Terutama yang tidak tersedia di Yogyakarta.

Jastip kadangkala menyediakan barang-barang yang sulit dicari di pasaran. Padahal sangat membutuhkan barang tersebut. Adanya jastip membuat barang itu ada dan memenuhi kebutuhannya. “Mereka menyediakan barang-barang yang kita butuhkan, tapi tidak ada di sekitar kita,” tambahnya.

Selain itu, jastip membuatnya lebih up to date perihal barang-barang yang sedang ngetren saat ini. Dengan begitu, dia dan anak-anaknya tidak merasa ketinggalan. Terutama tren buku bacaan yang ada saat ini.

Indah memang fokus terhadap pendidikan anak-anaknya. “Kita tahu tren sekarang apa. Kalau aku fokus ke anak-anak ya jastip, bisa dapat buku harus open order tapi ga dapat,” ujarnya.

Lebih lanjut Indah menjelaskan bagaimana cara mendapatkan grup jastip yang bisa dipercaya. Mengingat marak jasa serupa yang hanya memanfaatkan kesempatan berjualan tanpa ada barang nyata. Terlebih dahulu ia akan melakukan penyelidikan terhadap akun profile penyedia jasa, dalam hal ini akun Instagram.

“Lihat anggota grupnya, biasanya kan iklan di Instagram. Terus lihat mekanisme saat jualan, apa ada komen negatif, testomoni gimana. Atau anggota sedikit berarti kurang trusted dan lihat profil Instagram-nya,”  jelasnya.

Penyedia jastip pun dikatakan Indah sangat beragam. Ada yang berasal dari Jogjakarta maupun luar daerah. Hingga saat ini dia masih mengikuti grup jastip yang dipercaya, meskipun tidak selalu membeli.

“Ada grup konsisten gak musiman, terus anggotanya loyal. Ada yang di Jogja, Surabaya, dan setiap grup jastip juga ga harus orang daerah itu juga. Kita pengen gak hanya murah, tapi respons cepat,” tandas Indah.

Berbeda dengan Indah, warga Mlati, Sleman, bernama Anggi tidak mempercayai grup jastip. Apabila terpaksa memakai layanan itu, ibu satu anak ini memilih untuk menghubungi temannya. “Wedi (takut, Red). Aku make sih, tapi teman sendiri, kan percaya,” jelasnya. (lan/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version