Neutron Yogyakarta

Di Beringharjo Bisa Transaksi Digital melalui Livin’ Pasar  

Di Beringharjo Bisa Transaksi Digital melalui Livin’ Pasar  
Menteri BUMN Erick Tohir menyerahkan bantuan di Pasar Beringharjo, Kamis (11/8)

JOGJA – Sebagai bank BUMN, Bank Mandiri berkomitmen untuk mewujudkan aspirasi perusahaan menjadi Urban Lokomotif lewat beragam program dukungan pertumbuhan ekonomi kerakyatan di wilayah perkotaan sekaligus menjadi perpanjangan tangan Pemerintah dalam memberdayakan masyarakat serta mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.

Salah satu implementasi komitmen tersebut adalah Program Livin’ Urban yang berfokus untuk menyejahterakan masyarakat melalui berbagai inisiatif. Mulai dari program digitalisasi pasar bertajuk Livin’ Pasar, lalu Livin’ Warung, Livin’ Kampoeng Usaha dan Kampoeng Sehat hingga Livin’ Society yang memberikan dampak sosial yang positif.

Kali ini, bekerjasama dengan Pemprov DIJ, Bank Mandiri menginisiasi Livin’ Pasar untuk mempercepat digitalisasi transaksi di Pasar Beringharjo, Jogja, Kamis (11/8) Kegiatan ini juga dihadiri dan disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas serta SEVP Micro and Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, program ini diharapkan ikut mampu memperluas akseptasi pembayaran digital, salah satunya lewat penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) Livin Usaha untuk pedagang.

“Program ini nantinya akan direplikasi di sebagian besar pasar rakyat. Melalui sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Regulator kami berharap dukungan digitalisasi pasar ini memberikan dampak positif berupa peningkatan kegiatan transaksi non tunai ke depan. Termasuk mendorong pelaku UMKM agar naik kelas,” ujarnya.

Bank Mandiri menggarap pasar sebagai salah satu ekosistem yang terintegrasi mulai dari supplier, distributor, logistik, penjual maupun pembeli agar mendapatkan solusi perbankan. Tak hanya itu, bank berlogo pita emas ini juga mengadakan program Bonus i-kupon Indomaret Rp 50.000 pakai QR Livin’ di Pasar Beringharjo. Promo yang diadakan mulai dari 10 – 14 Agustus 2022 ini diharapkan turut mendorong minat transaksi masyarakat menggunakan chanel pembayaran QR di Super App Livin’ by Mandiri.

“Kami berharap dengan adanya digitalisasi pasar ini, transaksi non tunai dapat meningkat sehingga dapat secara langsung mempermudah kebutuhan pembayaran masyarakat dan tentunya turut mendorong tingkat inklusi keuangan di Indonesia,” tuturnya.

Sebagai informasi, hingga akhir Juli 2022, transaksi merchant QRIS Bank Mandiri telah mencapai lebih dari 8 juta transaksi, dengan volume transaksi menembus Rp 900 miliar. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 400% secara year on year (YoY).

Lebih lanjut, Alexandra berharap dengan adanya Livin’ Pasar, Bank Mandiri dapat ikut memperluas penggunaan QRIS sebagai salah satu sarana pembayaran non tunai yang dapat diandalkan masyarakat. “Dengan adanya program Livin’ Urban, kami berharap dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat, dan menjadikan Bank Mandiri sebagai Urban Lokomotif untuk kemajuan Indonesia,” paparnya.

Dalam kesempatan kali ini, Bank Mandiri juga turut memberikan beragam bantuan kepada masyarakat, sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Salah satunya, program pasar murah untuk membantu buruh dan pegawai lapak pasar Beringharjo.

Dalam program pasar murah, buruh serta pegawai pasar dapat menebus paket sembako senilai Rp 100 ribu seharga Rp 10.000 per orang. Kemudian, seluruh hasil pendapatan dari penjualan tersebut akan dihibahkan kembali untuk rumah ibadah di kawasan pasar Beringharjo.

Pada kesempatan yang sama, Bank Mandiri juga memberikan bantuan berupa perbaikan dan revitalisasi sarana prasarana pasar. Antara lain, perbaikan kios daging, papan penunjuk arah (sign system), serta membangun akses khusus untuk masyarakat renta (ibu hamil, difabel dan lansia).“Tidak cuma itu, Bank Mandiri melalui program Sepatu Harapan Bangsa juga membagikan 355 pasang sepatu sekolah kepada anak dan cucu dari para pegawai lapak dan buruh pasar,” pungkas Alexandra. (pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)