Neutron Yogyakarta

Tingkatkan Literasi untuk Kenalkan Kebudayaan Jawa

Mahasiswa Untidar Kreasikan Kaus Javonic yang Terintegrasi QR Code
Tingkatkan Literasi untuk Kenalkan Kebudayaan Jawa

MAGELANG – Biasanya, generasi Z kerap memiliki ide atau gagasan menarik. Lantas, dituangkan dalam sebuah karya. Entah dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Seperti halnya dengan kelompok mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) yang tergabung dalam tim PKM-Kewirausahaan. Seperti apa ide produknya?

Menjadi seorang mahasiswa tidak hanya berjibaku pada prestasi di bidang akademik saja. Padahal, masih banyak bidang lain yang mampu digeluti untuk mengasah kreativitas dan inovasinya.Seperti halnya yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Untidar yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Mereka yang terdiri dari lima mahasiswa ini menginovasikan produk kaus dengan tema kebudayaan Jawa yang terintegrasi dengan teknologi QR Code.

Produk kaus yang mereka buat mengusung cerita kebudayaan di tanah Jawa. Ide tersebut muncul akibat masih minimnya tingkat literasi masyarakat, utamanya kawula muda di tengah era globalisasi. Dengan dengan memanfaatkan teknologi QR Code, mereka berkeinginan untuk meningkatkan literasi, dari hal yang dianggap sepele.

Ketua tim PKM-K Untidar Hamdan menyebut, saat ini, produk kaus yang telah diproduksi ini bertemakan kebudayaan Jawa. Yang meliputi wayang kulit, batik solo, rumah joglo, dan Candi Borobudur. Pemilihan empat kebudayaan Jawa tersebut dianggap cocok untuk meningkatkan literasi kepada masyarakat dan generasi muda.

Karena menurutnya, produk kaus yang sering diedarkan adalah buatan dari luar daerah, atau bahkan luar negeri. Di sisi lain, kaus-kaus yang dipasarkan pun jarang mencerminkan nilai kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Jawa.Untuk itu, mereka berinisiatif menciptakan kaus dengan menuangkan unsur kebudayaan Jawa. “Tentunya dilengkapi QR Code yang dapat merepresentasikan cerita kebudayaan Jawa sebagai strategi untuk meningkatkan literasi” jelasnya, Minggu (14/8).

Produk bertajuk Javonic ini, menyediakan kaus dengan ukuran M, L, dan XL. Lalu, akan ada satu kartu berisi QR Code  berukuran 7,5 × 4,5 sentimeter yang terintegrasi dengan link website khusus buatan tim PKM-K. Serta kemasan produk ziperlock yang serbaguna.

Anggota tim yang terdiri dari Yoga Pratama, Laely Nafila, Risva Aprillia, dan Siti Jamilatun ini memiliki keprihatinan khusus akan sejarah kebudayaan Jawa yang perlahan mulai luntur akibat derasnya modernisasi teknologi. Mengalahkan cerita-cerita zaman dahulu yang kerap menjadi saksi bisu perjuangan para nenek moyangnya.

Penggunaan produk Javonic pun cukup mudah. Pengguna hanya perlu memindai QR Code yang tersedia, kemudian mendaftar menjadi member Javonic. Setelah itu, beberapa cerita kebudayaan Jawa dapat diakses sesuai dengan keinginan. Kaus berlatarbelakang kebudayaan itu dibanderol dengan harga Rp 95 ribu.

Hamdan berharap, pengembangan inovasi ini sebagai langkah timnya agar lebih peduli dan berpartisipasi meningkatkan literasi masyarakat. “Semoga kami mampu menjadi media literasi bagi masyarakat dan generasi muda,” ujarnya.(pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)