BANTUL – Kerajinan sepatu kulit jenis combat boot kini mulai dilirik generasi muda. Salah satu penjual sepatu di sentra kerajinan kulit Padukuhan Manding, Bantul, mengungkapkan penjualan sepatu kulit jenis ini bisa laku sampai puluhan pasang per bulan.
Pemilik toko kerajinan kulit Dwi Jaya, Joyo mengatakan, permintaan sepatu kulit khusus jenis combat boots bisa mencapai 10 sampai 20 pasang per bulan. Perempuan 64 tahun ini menyatakan, mayoritas peminat combat boots merupakan generasi muda yang ingin tampil beda atau menyukai aliran musik tertentu.
Combat boots cukup ngetren digunakan oleh para anak muda yang ingin tampil bak musisi rock and roll. Selain itu, sepatu yang identik dengan gaya militer itu juga disenangi para penjelajah alam.
Joyo mengungkapkan, harga satu pasang combat boots di tokonya juga bervariatif. Untuk yang berbahan kulit sintetis dibanderol mulai Rp 125 ribu sampai Rp 175 ribu. Sementara yang bahannya dari kulit sapi asli bisa mencapai Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu.
“Untuk permintaan paling banyak memang yang terbuat dari kulit sintetis. Mungkin karena harganya yang cenderung lebih murah,” ujar Joyo saat ditemui Radar Jogja Jumat (9/9).
Untuk model yang paling diminati, wanita yang sudah memulai usaha kerajinan kulit sejak tahun 1990-an ini menuturkan, warna coklat kulit. Namun demikian untuk yang warna hitam juga permintaannya cukup tinggi. Hanya saja untuk combat boots warna hitam, lebih dicari oleh pembeli wanita.
Terkait pemasaran combat boots, Joyo menyebut penjualan sepatu dan kerajinan kulit lainnya memang banyak dibeli melalui toko-toko online. Akan tetapi masih ada pembeli yang langsung datang ke toko agar lebih mantap dengan pilihan sepatunya.
“Biasanya untuk pembeli luar Jawa banyak yang melalui online. Sementara untuk pembeli lokal, lebih memilih langsung datang ke toko,” bebernya. (inu/laz)