Neutron Yogyakarta

Berani Tampil Beda, Banyak untuk Street Style

Berani Tampil Beda, Banyak untuk Street Style

JOGJA – Gaya berpakaian yang stylish tentu menjadi sorotan banyak mata. Terlebih dengan mengenakan sepatu boots yang kini semakin marak dipakai muda-mudi. Penggunaan sepatu ini cocok untuk berbagai gaya. Mulai dari street style, feminim, hingga kasual. Kendati demikian, penggunaan sepatu boots juga tergantung dengan gaya yang cocok dengan si pemakai.

Dulunya, sepatu boots identik dipakai oleh para tentara atau anggota militer. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, sepatu ini memiliki beragam jenis dan kerap dipakai masyarakat umum. Tak terkecuali para kawula muda yang ingin tampil trendi. Mereka juga mulai melirik jenis combat boots.

Combat boots cenderung memiliki tinggi sebetis dengan tekstur keras dan tebal. Sepatu ini juga dilengkapi tali pengikat, sehingga bisa disesuaikan dengan tingkat keeratan saat mengenakannya. Selain cocok digunakan oleh para laki-laki, sepatu ini juga cocok dipakai perempuan. Gaya keren nan edgy bisa didapatkan dengan mudah jika mengenakan combat boots.

Seorang fesyen desainer Alma Riva mengatakan, combat boots biasanya dipakai hanya untuk orang-orang yang ingin tampil maskulin dan terkesan tomboi. Padahal, boots jenis ini bisa dipakai untuk perempuan yang feminim. Hanya saja, butuh dipadupadankan dengan pakaian yang dikenakan. Seperti bawahan berwarna gelap dengan atasan yang feminim.

Dia menilai, pemakaian boots justru lebih nyaman. Hanya saja, di Jogja, penggunaan combat boots agak menjadi sorotan. Karena masih jarang digunakan. Kecuali dipadukan dengan memakai jeans panjang yang longgar. Sehingga boots-nya akan tertutup. “Jadi, tren sekarang itu banyak digunakan cewek-cewek untuk street style,” jelasnya kepada Radar Jogja kemarin (9/9).

Alma menuturkan, penggunaan boots ini kemungkinan besar terinspirasi dari K-Pop atau orang-orang luar negeri. Dia sendiri mengaku suka dengan style mereka. Hanya saja, harus disesuaikan dengan lingkungan di mana seorang bisa memakainya.

Sehingga, kata dia, waktu, tempat, dan pemilihan berpakaian untuk menyelaraskan combat boots memang perlu diperhatikan. “Pakai rok juga bisa. Tidak harus celana. Saya pernah pakai rok batik, sepatu boots-nya agak tinggi, terus atasnya pakai feminim,” sebutnya.

Dengan demikian, pemakaian boots tidak selalu indentik dengan gaya berpakaian yang maskulin. Alma menyebut, punya tiga jenis boots yang berbeda dan kerap digunakan saat fashion show. “Saya pribadi, kalau lihat orang pakai boots, saya suka. Berarti dia berani tampil beda,”  tambahnya.

Dia mengaku senang lantaran mayoritas kaum muda mengenakan busana yang trendi dan terbilang keren. Dia suka melihat mereka bereksperimen dengan berbagai macam gaya. Terlebih, sekarang banyak yang berani tampil beda dengan adanya fashion street(aya/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)