Neutron Yogyakarta

Awas, Pelaku UMKM Jadi Sasaran Penipuan Online

Awas, Pelaku UMKM Jadi Sasaran Penipuan Online

JOGJA – Seiring dengan meningkatnya digitalisasi di sektor jasa keuangan, penipuan online dan kejahatan siber pun menargetkan pelaku UMKM. Dengan cara yang sangat ilmiah dan tepat sasaran, penipu mengincar data pribadi perbankan pelaku usaha.

Tujuannya untuk mengambil alih dan menguras uang dari akun rekening, atau bahkan sengaja memanfaatkan kelalaian pelaku usaha dalam bertransaksi digital. “Masalah ini diperparah dengan masih sangat sedikit masyarakat Indonesia yang menyadari tindakan penipuan dengan skema tersebut,” jelas Romy

Williams, Vice President of Operations BukuWarung dalam rilisnya Senin (3/10).

Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa hanya 0,05 persen dari semua kejahatan online yang dilaporkan. Dia pun merilis beberapa modus-modus penipuan yang biasanya terjadi, seperti iklan di media sosial atau website ataupun pesan melalui telepon, WhatsApp bukan melalui aplikasi. Seolah-olah resmi dari perusahaan penyedia jasa keuangan.

Ada pula penipu yang biasanya mengiming-imingi korban dengan penawaran menarik seperti, bebas biaya admin, menangkan hadiah/undian atau bahkan pemberian bukti pembayaran palsu dari pembeli kepada penjual. Seringkali, lanjut dia, penipu memburu-buru, mendesak bahkan memaksa korban agar segera mengklik tautan, mengisi dokumen ataupun memberikan OTP, username, password, PIN, dan data pribadi penting lainnya. “Seperti nama ibu kandung dan KCP pembuatan akun bank,” tuturnya.

Menjawab permasalahan tersebut, BukuWarung mengajak seluruh pelaku UMKM untuk cermat dalam mengenali modus-modus kejahatan siber, agar tidak tertipu. Pihaknya meminta pelaku usaha untuk lebih berhati-hati terhadap modus-modus penipuan yang menargetkan mereka. “BukuWarung berkomitmen untuk terus meningkatkan edukasi perlindungan konsumen kepada pengguna serta menciptakan platform yang aman melalui teknologi,” kata Romy.

Platform keuangan all-in-one untuk UMKM terkemuka di Indonesia ini juga telah menyediakan fitur Verifikasi Akun yang dilengkapi teknologi biometrik terkini. Verifikasi ini dilaksanakan oleh VIDA, yang telah terdaftar sebagai Penyelenggara Sertifikasi Elektronik pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

Dia pun membagi tips-tips menjaga usaha dari penipuan. Yaitu stop jika menerima permintaan untuk melakukan pembayaran atau memberikan informasi keuangan, luangkan waktu sejenak untuk berhenti dan berpikir terlebih dahulu. Selalu jaga kerahasiaan dan keamanan data dengan tidak memberikan informasi data pribadi kepada siapa pun. BukuWarung, kata dia, tidak pernah meminta kode OTP, password, PIN akun bank, dan data pribadi apapun yang bersifat rahasia.

Romy juga menyarankan verifikasi langsung semua penawaran ataupun pembayaran dengan perusahaan penyedia jasa keuangan melalui akun media sosial, website atau nomor telepon resmi yang dikenal terlebih dahulu. Berhati-hati atas akun-akun media sosial, website dan nomor telepon palsu yang melakukan pencatutan nama dan logo perusahaan resmi. Juga cek Push Notification dari BukuWarung untuk mengetahui transaksi sukses yang valid. “Waspadalah terhadap pembayaran palsu, periksa kembali dengan cermat dan akukan rekonsiliasi harian untuk memastikan penghasilan yang diterima,” pesannya. (pra)

Lainnya

Exit mobile version