Neutron Yogyakarta

Tinggi Air di Ngentak 1,5 Meter, Jogja Siap-Siap

Tinggi Air di Ngentak 1,5 Meter, Jogja Siap-Siap

JOGJA – Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kota Jogja menjadi kewaspadaan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pun sudah menyiapkan berbagai cara antisipasi. Di antaranya dengan memaksimalkan peran pos di perbatasan Jogja-Sleman. DI Ngentak, Sumberadi, Mlati, Sleman.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Jogja Nur Hidayat mengatakan pos pemantauan air di Ngentak jadi early warning system (EWS) bagi Kota Jogja. Menurut dia, ketika pos pemantauan air di Ngentak, ketinggian air sudah mencapai 1,5 meter akan diinformasikan ke wilayah lewat EWS untuk waspada. “Karena kondisi setengah jam di sana (air sudah setinggi 1,5 meter), air bisa meluap ke Jogja,” bebernya, Jumat (21/10).

Mantan Camat Kotagede itu menambahkan, itik rawan saat ini berada di bantaran sungai. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan volume air meningkat. Tapi diklaim, saat ini situasi masih kondusif. Belum ditetapkan terkait status tanggap darurat di Kota Jogja.

Untuk kesiapsiagaan, Nur Hidayat mengatakan, sebanyak 145 kampung tangguh bencana (KTB) di Kota Jogja disiagakan. Baik dari segi sarana prasarana maupun sumber daya manusia. BPBD meminta agar seluruh kampung tangguh meningkatkan komunikasi dan saling berkoordinasi memantau situasi terkini, lingkungan setempat.

Sekretaris Daerah Kota Jogja Aman Yuriadijaya juga mengimbau KTB tetap siaga menghadapi kondisi cuaca di Kota Jogja. “Deteksi dini perlu disiapkan untuk mitigasi kerawanan,” kata Aman, Kamis (20/10).

Imbauan tersebut telah diinstriuksikan kepada BPBD Jogja. Agar diteruskan kepada KTB di tiap-tiap wilayah. Kemudian dia meminta agar sektor lain di seluruh lingkup pemerintah kota turut menyiapkan anggaran sebagai antisipasi potensi bencana. Mulai dari BPBD, dinas kesehatan, dinas pekerjaan umum, perumahan dan kawasan pemukiman, dinas sosial dan lain-lain.

Ketua KTB Kota Baru, Gondokusuman Darsam mengungkapkan, KTB tidak hanya disiagakan untuk antisipasi banjir saja. Tetapi juga angin. Sehingga pemotongan ranting pohon juga dilakukan, mengantisipasi pohon tumbang. “Kemudian juga saluran air hujan, air limbah harus dipisahkan diteliti jangan sampai ada saluran air limbah masuk ke saluran air hujan,” ungkapnya. Lanjut dia, pembersihan saluran air juga dilakukan.

Personel KTB bersinergi dengan warga disiagakan 24 jam. Melakukan evaluasi antisipasi bencana alam.  “Kali code di wilayah kami cenderung aman. Meski kemarin volume air naik satu meter. Karena badan sungai lebar, hujan dengan intensitas tinggi akhir-akhir ini, kenaikan tidak tampak signifikan,” ujarnya. (mel/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)