Neutron Yogyakarta

Widya Analytic Gelar Webinar, Mengenal System Analyst dalam Pengembangan Layanan IT Governance

Widya Analytic Gelar Webinar, Mengenal System Analyst dalam Pengembangan Layanan IT Governance

JOGJA – System analyst merupakan profesi di bidang teknologi informasi yang fokus pada aktivitas riset, perencanaan, juga pemilihan perangkat lunak dan sistem untuk mengakomodasi kebutuhan perusahaan. Bidang pekerjaan ini memiliki peranan kunci dalam upaya mengembangkan suatu sistem yang ada di instansi atau perusahaan. System analyst memegang peran besar untuk menerapkan solusi digital.

Pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi membuat permintaan tenaga system analyst pun makin meningkat. System analyst ini banyak dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi yang ingin menerapkan transformasi digital karena diharapkan bisa menjadi pemegang tanggung jawab yang utama untuk melakukan hal tersebut. Menyadari pentingnya peranan system analyst, Widya Analytic menggelar webinar dengan tema “Mengenal System Analyst dalam Pengembangan Layanan IT Governance” pada Kamis (17/11).

Webinar yang merupakan acara rutin mingguan dari Widya Analytic tersebut menghadirkan Imam Fachrul Razi sebagai pemateri. Di awal, Imam menjelaskan bahwa system analyst memegang tanggung jawab penting dalam melakukan analisis, merancang, dan mengimplementasikan solusi digital untuk memecahkan permasalahan yang ada. Oleh karena itu, seorang system analyst bisa menjadi konsultan yang menerjemahkan permintaan perusahaan dan mempertimbangkan hal-hal teknis, pendukung pakar saat pengambilan keputusan dari segi perspektif IT, dan menjadi agen perubahan untuk memberikan solusi serta menerapkan proses digitalisasi pada sebuah perusahaan.

Selanjutnya, Imam memaparkan bagaimana langkah-langkah dalam melakukan analisa sistem. Ada 4 tahap yang perlu dilakukan di antaranya identify, understand, analyze, dan report. Seorang system analyst biasanya mulai menganalisa sistem dengan mengidentifikasikan masalah. “Mereka harus memahami cara kerja dari sistem yang ada. Setelah selesai mengidentifikasi masalah dan memahami, barulah menganalisis alur dari sistem sesuai dengan yang dibutuhkan. Terakhir, membuat laporan dari hasil analisis. Itulah langkah-langkah yang dilakukan system analyst dalam memecahkan masalah yang berangkat dari sebuah masalah,” jelasnya.

Menurut Imam, pengetahuan IT saja tidak cukup untuk menjadi seorang system analyst. Ada beberapa hal yang perlu dimiliki seperti kemampuan analisis bisnis, teknikal, kemampuan berpikir kreatif dan kritis, serta manajemen proyek. Jika seorang system analyst membuat sebuah proyek atau memecahkan masalah di instansinya, ada 6 tahapan perancangan sistem yang perlu dilakukan. Tahapan perancangan sistem ini biasa disebut juga dengan the software development cycle yang terdiri dari planning, analysis, design, implementation, testing and integration, dan maintenance.

Selanjutnya, Imam membahas tentang penerapan system analyst dalam pengembangan IT Governance. IT Governance merupakan suatu kebijakan penggunaan teknologi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. System analyst memiliki peranan penting di dalam proses pembangunan arsitektur sistem.

Ada beberapa prinsip IT Governance yang harus dipenuhi di antaranya value delivery, performance management, risk management, strategic alignment, dan resource management. “Tanpa pengelolaan yang efektif dan teratur, kemungkinan besar ekosistem IT di sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan bertahan lama,” imbuhnya.

Webinar yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit tersebut berjalan lancar. Hal ini dapat terlihat dari diskusi yang diadakan setelah sesi penyampaian materi. Beberapa peserta dengan antusias mengajukan pertanyaan seperti bagaimana cara menentukan model kerangka manajemen proyek yang terbaik untuk sebuah proyek baru, bagaimana strategi untuk mengembangkan sistem pelayanan IT, tips menjadi seorang system analyst profesional, dan beberapa pertanyaan lainnya. Semua pertanyaan tersebut dijawab dengan baik oleh pemateri.“Hal yang terpenting dalam penerapan IT atau digital transformation adalah bagaimana ketika kita menggunakan teknologi, berarti kita juga harus menyesuaikan cara berpikir sejalan dengan perubahan yang ada,” tutup  pemateri yang juga project manager di Widya Analytic tersebut. (pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)