Neutron Yogyakarta

KWT Klangon Happy Berhasil Olah Produk Bernilai Jual Tinggi

KWT Klangon Happy Berhasil Olah Produk Bernilai Jual Tinggi

KULONPROGO– Kreativitas kaum Hawa yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Klangon Happy, di Dusun Klangon, Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Samigaluh, Kulonprogo pantas dicontoh. Sebagai daerah penghasil buah durian di Perbukitan Menoreh Kulonprogo, mereka membuat produk turunan durian sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi.”Kami tidak hanya mengolah daging durian, tetapi juga daun, kulit, dan biji buah durian yang biasanya dibuang menjadi olahan makanan yang lezat,” ucap Ketua KWT Klangon Heppy Siti Khodriyah, kemarin (18/12).

Dikatakan, produk yang sudah berhasil dibuat dan laku keras dijual di antaranya crispy bunga durian, keripik kulit durian, bakso biji durian, dan aneka olahan durian lainnya. “Prinsipnya kami terus mencoba mengembangkan produk turunan dari buah durian, ke depan kami juga mau membuat teh pucuk daun durian,” kata Owner Omah Duren Mangros ini.

Dijelaskan, tidak hanya mengolah bunga, kulit dan biji durian, buah durian yang tidak laku dijual karena pecah atau jatuh sebelum saatnya (durian muda) juga bisa diolah menjadi masakan, pancake juga aneka jenis minuman menyegarkan seperti jus dan lainnya.”Ide awal dulu ikut lomba, karena daerah kami penghasil durian kami coba ikut, ya lomba masakan olahan bernuansa durian. Tapi waktu itu harga buah durian pas mahal, jadi kami olah kulit, bunga dan daunnya, eh malah menang,” jelasnya.

Menurutnya, awalnya bunga durian yang lebih kerap disebut dlongop oleh warga setempat itu hanya dimasak oseng oseng. “Kini sudah ada beberapa spesifikasi jenis olahan bunga durian, mulai kelopak bunga, daun bunga dan benang sari,” ujarnya.

Kreatifitas KWT Klangon Happy akhirnya berhasil mencuri perhatian dinas terkait, mereka datang dan memberikan pendampingan. “Masih banyak ide lainnya, semua kami coba agar tidak ada bagian dari durian ini terbuang sia-sia,” katanya.

Bahkan mencari bunga durian kini menjadi tambahan penghasilan bagi masyarakat, tepatnya ketika musim durian tiba, dan bunga banyak yang rontok. Tidak hanya warga dewasa, anak-anak juga ikut diberdayakan.”Ya anak-anak senang mencari bunga durian, dan setelah terkumpul kami beli, biar awet kami simpan di freezer, kalau pas mau diolah tinggal ambil. Harganya Rp 70 ribu per kilogram bunga basah, biji dan kulit juga kami beli,” ungkapnya.

Salah satu pembeli, Sultania mengatakan, ia penasaran dengan bakso pongge durian. Selain itu ia juga penasaran dengan keripik kulit durian. Setelah mencoba ternyata ia membuktikan bahwa rasanya memang enak,  selain itu harganya juga sangat terjangkau.”Saya tahu dari teman, soto bunga durian rasa ayam, bahkan lebih enak dari pada ayam, pas sekali bagi mereka vegetarian. Ya baru kali ini, dan enak ternyata,” ungkapnya. (tom/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)