RADAR MAGELANG – Dana bantuan sosial (bansos) dikeluarkan pemerintah untuk membantu rakyat yang kesusahan.
Biasanya uang tersebut digunakan oleh penerima untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau hal produktif lain.
Namun, kebiasaan ini justru tidak dilakukan oleh Jasmine Taylor, warga tidak mampu asal Amerika Serikat.
Dia malah mempergunakan uang bansos sebesar US$ 1.200 atau Rp 17,9 juta untuk melakukan hal yang punya peluang kegagalan besar, yakni berbisnis.
Perlu diketahui, Jasmine Taylor adalah seorang pengangguran yang terlilit utang dalam jumlah besar.
Dia punya dua utang, yakni utang pelajar sebesar US$ 60.000 atau Rp 898 juta dan utang kartu kredit senilai US$ 9.000 atau Rp 134 juta.
Baca Juga: Menghadapi Borneo FC U18 di Samarinda Merupakan Ujian Yang Baru bagi PSS Sleman U18
Awalnya dia lancar membayar cicilan. Namun, ketika diberhentikan dari pekerjaan tetap, dia mulai kesulitan membayarnya. Pekerjaan sampingan yang dilakoninya tak cukup buat menutupi utangnya. Atas dasar inilah, dia menjadi penerima bansos pemerintah.
Saat duit bansos masuk ke rekeningnya, Jasmine bergegas mencari cara pengelolaan uang tunai lewat tontonan Youtube. Dia tak ingin terjebak dalam kesalahan pengelolaan uang.
Beruntung, perempuan berusia 31 tahun ini menemukan cara cash stuffing yang mengharuskan seseorang melakukan penganggaran uang.
Jadi, seseorang harus menaruh uang ke dalam amplop sesuai peruntukannya dan tujuan keuangan berbeda.
Cash stuffing sebenarnya bukan hal baru dan sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Namun, akhir-akhir ini cara tersebut menjadi viral.
Dikutip dari CNBC Make It. “Saya menemukan penganggaran tunai dan saya benar-benar mengikutinya,” kata Jasmine, “Saya hanya akan membelanjakan apa yang saya miliki dalam bentuk tunai.”
Baca Juga: Waduh…Studi Membuktikan Bahwa Pekerja yang Bergaji Rendah Lebih Rentan Mati Muda
Setelah mempelajari hal tersebut, Taylor kemudian mulai mengunggah video-video dirinya melakukan cash stuffing menggunakan duit bansos melalui akun TikTok-nya.
Alhasil, postingan tentang pengelolaan keuangan dengan memasukkan uang tunai ke dalam amplop menjadi viral. Dia mendapatkan banyak pengikut (saat ini memiliki 650.000-an pengikut di TikTok).
Dari sini dia kemudian punya ide untuk berbisnis. Taylor mengubah metode cash stuffing-nya menjadi bisnis bernama ‘Baddies and Budgets’. Lewat bisnis itu dia memberikan kursus tentang uang, alat-alat untuk budgeting, dan aksesori lainnya.
Salah satu yang dijual adalah amplop. Amplop itu bukan biasa yang polos, tetapi sudah dirancang lebih estetik dan menarik.
“Saya melihat pasar, dan tidak dapat menemukan banyak toko yang menjual barang-barang yang Anda butuhkan untuk cash stuffing,” katanya.
Baca Juga: Berbagai Rahasia Terbongkar Dalam Satu Permainan : Sinopsis Film Perfect Strangers
Jasmine mendirikan perusahaannya itu pada tahun 2021 bermodalkan uang bansos US$ 1.200 atau Rp 17 juta. Tak butuh waktu lama, beberapa bulan setelah pendirian usaha, Jasmine mendapat cuan hampir US$ 250.000 atau Rp 3,7 miliar.
Lalu setahun kemudian bisnis tersebut moncer. Baddies and Budgets menghasilkan cuan sekitar US$ 850.000 atau Rp 13,5 miliar. Bahkan, di tahun ini, Jasmine mengklaim cuan yang didapat hampir US$ 1 juta atau Rp 15,9 miliar.
Sejak itu, Jasmine yang awalnya miskin dan pengangguran menjadi miliarder muda. Uang itu kemudian dipergunakan untuk melunasi seluruh utangnya. Kini, dia sudah terbebas dari utang dan hidup bahagia juga kaya raya. (Hasnul Fauzi)