Neutron Yogyakarta

Penerimaan Pajak DIJ Capai 93,2 Persen, Didominasi Sektor Perdagangan dan Belanja Pemerintah

Penerimaan Pajak DIJ Capai 93,2 Persen, Didominasi Sektor Perdagangan dan Belanja Pemerintah
FOKUS: Sesi pemaparan dan media gathering bersama segenap media dan pejabat administrator dari Kanwil Direktorat Jenderal Pajak DIJ.Fahmi Fahriza/Radar Jogja

RADAR MAGELANG – Pertumbuhan penerimaan pajak di DIJ sepanjang 2023 menunjukkan pertumbuhan signifikan. Bahkan hingga 20 November, penerimaan pajak netto Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) DIJ mencapai Rp 5,075 triliun atau sudah mencapai angka 93,2 persen.

“Ini tumbuh 9,06 persen dibanding realisasi penerimaan pajak pada 2022 di periode yang sama,” kata Plt Kepala Kanwil DJP DIJ Slamet Sutantyo Kamis (23/11).

Disebutnya, kinerja penerimaan pajak tersebut ditopang dengan adanya dampak dari kebijakan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Terdapat tarif yang mengatur Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11 persen dan adanya peningkatan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) 21 pada sektor jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan, transportasi dan pergudangan. “Itu berdampak positif menyebabkan pertumbuhan penerimaan pajak,” tegasnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Tinggi Perajin Tempe DIJ Bakal Kurangi Ukuran, FTI : Perlu Edukasi Agar Bisnis Bisa Survive 

Selanjutnya, dengan adanya kenaikan di sektor perdagangan besar dan eceran, pembayaran pajak SPT tahunan orang pribadi serta badan, dan adanya pencairan dana kegiatan proyek pemerintah yang menggunakan NPWP bendahara sesuai PMK 59/PMK.03/2022 juga memberikan andil pada pertumbuhan penerimaan. “Masih ada waktu sampai Desember, kami targetkan bisa tercapai 100 persen (Rp  5,444 triliun, Red),” lontarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Umum Kanwil DJP DIJ Riana Budiyanti memaparkan, sektor perdagangan dan belanja pemerintah menjadi dua aspek dominan pendorong penerimaan pajak di wilayah DIJ.

Lalu, dari sisi pertumbuhan Riana menyebut bahwa KPP Pratama Sleman mendulang pertumbuhan kinerja penerimaan pajak paling tinggi yakni sebesar 13,81 persen. “Sleman growth-nya tinggi karena terjadi beberapa pembangunan properti,” ungkapnya.

Baca Juga: Apresiasi Pokdarwis, Sepuluh Desa Dipromosikan ke Biro Wisata di Jateng dan DIJ

Riana menilai, penerimaan pajak yang meningkat secara signifikan salah satunya juga dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi yang juga meningkat untuk membayar pajak. “Selain itu kesadaran masyarakat kita juga sudah cukup tinggi untuk bayar pajak,” tandasnya. (iza/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)