Neutron Yogyakarta

TikTok Shop Kembali Buka, Pedagang Konvensional Khawatirkan Pengunjung Offline Makin Sepi

TikTok Shop Kembali Buka, Pedagang Konvensional Khawatirkan Pengunjung Offline Makin Sepi
SEMOGA LARIS: Pedagang yang berada di Pasar Beringharjo. (Fahmi Fahriza/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Setelah sempat ditutup oleh pemerintah, Tiktok Shop kini buka kembali dan bersinergi dengan Tokopedia sebagai mitra e-commerce. Dari pantauan, Tiktok Shop tersebut akan mulai diuji coba pada, Selasa(12/12).

Kembali dibukanya Tiktok Shop secara umum turut menimbulkan respon yang beragam, termasuk kekhawatiran dari para pedagang konvensional.

Salah seorang pedagang di Teras Malioboro 2 Adi Hermawan mengaku khawatir dengan rencana dibukanya kembali Tiktok Shop, karena akan mempengaruhi kunjungan pelanggan secara langsung.

“Jujur, ya, ada takutnya, sekarang aja audah sepi. Kalau itu dibuka malah makin sepi nanti,” katanya, Senin (11/12).

Adi menyebut, kekhawatiran tersebut dinilainya rasional. Sebab, pada kenyataannya produk-produk yang berada di Tiktok Shop secara harga sangat murah dan susah ditandingi para pedagang konvensional.

Ia sendiri mengaku enggan jika harus membanting harga secara tidak wajar seperti yang dilakukan di Tiktok Shop atau platform e-commerce lainnya.

“Saya juga suka mantau, harganya gak masuk akal dan susah kalau mau ikut harga itu,” keluhnya.

Ke depannya, Adi berharap bahwa segera ada regulasi yang diterapkan dan secara konteks lebih memihak kepada para pedagang kecil dan konvensional.

“Harapannya dibantu sama pemerintah, kita pedagang kecil ini udah susah, misal jualan online juga kalah sama pemain besar,” lontarnya.

Terpisah, salah seorang pelaku UMKM yang membidangi fashion dan aksesoris Anisa Saraswati menuturkan, dengan dibukanya kembali Tiktok Shop dinilainya bisa jadi hal yang positif dan negatif. Termasuk, pada usahanya.

Positifnya, ia membeberkan bahwa bisa jadi media untuk promosi produknya. Apalagi, beberapa bulan terakhir ia mulai memanfaatkan fitur live saat memasarkan produknya.

“Positifnya ya jadi ada perluasan market lagi, semoga sih ada fitur live juga kayak dulu,” harapnya.

Namun, di sisi lain ia juga merasa khawatir dan memprediksi akan ada sisi negatif yang terjadi.

Salah satunya adalah persaingan bisnis yang menurutnya kurang sehat karena harus melakukan banting harga secara tidak wajar.

“Gak suka atau negatifnya harus banting harga sih, apalagi produk ku banyak yang hand made, jadi susah kalau mau banting harga,” tandasnya. (iza/amd)

Lainnya