Neutron Yogyakarta

Investor Pasar Modal di DIY Terus Tumbuh Signifikan

Investor Pasar Modal di DIY Terus Tumbuh Signifikan
Ilustrasi bursa efek Indonesia. (Dok Jawa Pos)

RADAR MAGELANG – Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Jogjakarta Irfan Noor Riza mengatakan jumlah investor pasar modal di wilayah DIY secara bulanan terus mengalami pertumbuhan cukup siginifikan.

Disebutnya, secara akumulatif jumlah investor yang ada di DIY pada Januari 2023 lalu sebanyak 149.209. Hingga November 2023 kini berjumlah 183.765 investor.

Lebih lanjut, Irfan memaparkan setiap bulan memang selalu ada penambahan investor yang jumlahnya bervariasi rentang dua ribu hingga empat ribu investor.

Baca Juga: Dampak Lonjakan Covdi-19, Di Jawa Tengah Tercatat Ada 34 Orang Terpapar

Jika menilik secara bulanan, ia mengungkapkan, bahwa pertumbuhan investor sepanjang 2023 di DIY paling tinggi memang terjadi di bulan November 2023.

“November 2023 ada penambahan 5.044 investor, itu paling banyak sejauh ini,” katanya, Senin (18/12).

Irfan sendiri merespons positif atas penambahan jumlah investor yang ada hingga saat ini, diakuinya hal tersebut juga memantik semangat BEI DIY untuk terus menumbuhkan industri pasar modal di DIY.

Baca Juga: Masih Ada 2.700 RTLH di Bantul yang Belum Tertangani, DPUPKP Sudah Kantongi Nama Pemilik Rumah Penerima Bantuan di 2024

Selain itu, bertambahnya jumlah investor juga akan berpengaruh terhadap kepercayaan publik baik dari segi konsumen atau bakal calon investor untuk mau bergabung dan melakukan investasi di DIY

“Itu penting untuk menaikkan kepercayaan calon investor, bahwa DIY memang potensial,” ungkapnya.

Dikatakannya, bahwa jumlah 183.765 investor per November 2023 tersebut sudah melebihi ekspektasi dan capaian target dari BEI DIY.

Ia menuturkan, sebelumnya BEI DIY menargetkan total 175.000 investor hingga akhir 2023.

Baca Juga: Subhanallah, Anggaran Insentif untuk Guru Ngaji Sebesar Rp 258 Juta Cair

Ia sendiri berharap, pada Desember 2023 juga masih akan ada penambahan investor yang terjadi, apalagi jika melihat tren di momentum Natal dan tahun baru akan banyak kunjungan ke DIY baik untuk keperluan wisata, bisnis hingga investasi.

“Itu sudah melampaui target kami, tapi kami optimistis ini masih bisa terus bertambah di Desember,” tandasnya. (iza/amd)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)