Neutron Yogyakarta

Lewat TP2DD, Pemprov DIY Ajak Dinas Hingga Masyarakat Gencarkan Transaksi Digital

Lewat TP2DD, Pemprov DIY Ajak Dinas Hingga Masyarakat Gencarkan Transaksi Digital
Wiyos Santoso.(Wulan Yanuarwati/Radar Jogja )

RADAR MAGELANG – Inovasi pada sektor digitalisasi keuangan terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DIY. Salah satunya adalah dengan membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DIY Wiyos Santoso mengatakan, dibentuknya TP2DD bertujuan untuk mempercepat digitalisasi daerah.

Langkahnya dengan mendorong transaksi elektronik yang dapat meningkatkan transparansi keuangan serta mendukung pemaparan digital transaksi pada masyarakat.

Baca Juga: Meski Masih Landai, Masyarakat Diingatkan Perkuat PHBS, Pemprov DIY Siapkan 2.500 Dosis Vaksin Sikapi Sebaran Covid-19 Jelang Nataru

“Kita terus gencarkan transaksi secara online dan real time. Itu termasuk dalam tugas TP2DD,” katanya, Senin(18/12).

Adanya TP2DD dan terbiasanya masyarakat hingga dinas dalam penggunaan digitalisasi transaksi, tegasnya, akan turut mendukung tata kelola dan mengintegrasikan sistem pengelolaan keuangan yang lebih transparan.

Selain itu, pengoptimalan digitalisasi transaksi juga akan mendukung pengembangan transaksi pembelian digital oleh masyarakat.

Baca Juga: Investor Pasar Modal di DIY Terus Tumbuh Signifikan

Dengan demikian, bisa mewujudkan sistem keuangan yang inklusif dan meningkatkan integritas ekonomi serta keuangan digital nasional.

Wiyos merinci, bahwa segenap dinas dan instansi juga telah menerapkan sistem pembayaran digital pada beberapa sektor seperti pajak, retribusi hingga belanja pemerintah yang terakomodasi dengan Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD).

“Pembayaran lewat aplikasi dan memudahkan orang-orang yang berada di luar kota, tidak harus ke kantor secara langsung,” lontarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI DIY Ibrahim mengungkapkan, bahwa konsistensi, inovasi dan sinergi TP2DD bersama para stakeholders lainnya diperlukan untuk terus mendukung akselerasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).

Baca Juga: Akhirnya, Pemain Asal Bantul Andriansyah Menjalani Debut Bersama PSIM Jogja

Ia mengapresiasi dorongan yang diberikan oleh Pemprov DIY dalam berbagai program dan inovasi untuk mempercepat akselerasi ETPD.

“Terima kasih kepada Pemda DIY karena terus mendorong peningkatan melalui pemanfaatan sistem pembayaran terkini, termasuk QRIS dan KKPD,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ibrahim menilai berbagai langkah akselerasi atau perbaikan perekonomian DIY sudah semakin membaik, beberapa sub sektor seperti penggunaan QRIS juga terus tumbuh dan menguat pasca pandemi.

“Kita terus optimalkan digitalisasi transaksi yang cepat, mudah, murah dan aman untuk masyarakat agar bertransaksi secara inklusif,” tandasnya. (iza/amd)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version