Neutron Yogyakarta

Prediksi UII tentang Masa Depan Bangsa di Tengah Turbulensi Tahun Politik

Prediksi UII tentang Masa Depan Bangsa di Tengah Turbulensi Tahun Politik
PREDIKSI - Accounting and Finance Outlook 2024 bertema 'Penguatan Governansi Pemerintah dan Bisnis' di Ruang Sidang Dekanat Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII. (Gunawan/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Magister Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Accounting and Finance Outlook 2024.

Bertema ‘Penguatan Governansi Pemerintah dan Bisnis‘.

Dalam kegiatan itu, pemateri memberikan prediksi atas kondisi masa depan bangsa di tengah tahun politik.

Baca Juga: Prediksi Copa Italia Atalanta v Sassuolo: Pemenang Bakal Dihadang AC Milan di 8 Besar

Dekan FBE UII, Johan Arifin SE MSi PhD mengatakan, prediksi tersebut dilihat dari berbagai perspektif bidang akuntansi dan keuangan.

Meliputi bidang akuntansi dan bisnis syariah, audit dan korupsi, akuntansi dan tata kelola pemerintah, sistem informasi dan e-government, dan yang lain.

Baca Juga: Strategi Marketing Warung Madura dalam Bersaing Bisnis dengan Indomaret dan Alfamart

“Karena saya yakin acara seperti ini akan banyak memberikan manfaat kepada kita, karena di sini akan dilakukan prediksi atas kondisi masa depan bangsa kita,” kata Johan Arifin dalam acara di Ruang Sidang Dekanat Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII, Gedung Ace Partadiredja Lt.1, Condongcatur, Sleman Rabu (3/1/2024).

Menurut Johan, pergantian kepemimpinan politik, akan berpotensi memengaruhi aliran investasi dan denyut perekonomian.

Baca Juga: Cek Ini Mitos atau Fakta Mencabut Gigi Bisa Sebabkan Kebutaan ?

Namun, nyala harapan membara dalam komitmen kuat para pemimpin masa depan, menjunjung kebijakan yang menghela investasi dan menumbuhkan pertumbuhan, menyulut optimisme di masa depan yang terhampar.

Pembicara yang dihadirkan masing-masing Prof Rifqi Muhammad, Dr Hendy Yogi Prabowo, Dr Mahmudi, dan Dr Arief Rahman.

Baca Juga: Unpar Buka Jalur USM 1 Bagi Calon Mahasiswa Baru 2024

“Pemerintah akan menghadapi kondisi ekonomi dan politik yang cukup menantang seiring dengan kondisi nasional dan global yang tidak menentu,” kata Mahmudi.

Menurut Mahmudi, dari dalam negeri adanya pemilu pada awal tahun 2024 menyebabkan banyak pihak wait and see tentang siapa yang akan memimpin dan kebijakan apa yang akan dilakukan.

Baca Juga: Dianggap Kumuh Warteg Bakal Dilarang Masuk IKN, Begini Penjelasannya…

Transisi pemerintahan membutuhkan adaptasi dan penyesuaian sehingga akselerasi belum bisa dilakukan dan dirasakan hasilnya.

“Jika pemilu berjalan lancar, diharapkan akan diperoleh pemimpin baru yang memberikan harapan baru.”

Baca Juga: Sering Terjadi Memar Tanpa Diketahui Penyebabnya, Waspada dan Ini Solusianya…

“Dengan kebijakan-kebijakan yang menyejahterakan rakyat dan membawa kemajuan berbagai sektor,” ujar Mahmudi.

Sementara itu, Hendi Yogi Prabowo menyoroti pemberantasan korupsi.

Baca Juga: Bukan Saja Segar Dimakan, Kenali Ini Dia Manfaat Tomat Bagi Wajah

Gaya hidup bermewah-mewahan yang dipertontonkan oleh para pejabat publik di sejumlah akun media sosial seakan menjadi pertanda atau red flags masih adanya banyak permasalahan terkait dengan korupsi.

“Di masa yang akan datang perlu adanya reformasi kelembagaan yang berkelanjutan,” kata Hendi.

Baca Juga: Proses Pemilu di Purworejo Harus Kondusif dan Tak Ada Intimidasi, Ketua Legislatif Purworejo: Jangan Ada Baku Pukul

Arief Rahman menekankan transformasi digital untuk penguatan governansi pemerintah.

Masih cukup banyak masyarakat Indonesia yang tidak terjangkau koneksi internet, atau bahkan listrik.

Baca Juga: Hak Cipta Disney untuk Mickey Mouse Berakhir dan Menjadi Milik Publik, Begini Penjelasannya…

Selain itu, tingkat dan kualitas pendidikan yang juga masih belum merata juga menyebabkan tidak meratanya kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi.

“Yang dibutuhkan oleh pemerintah pada saat ini adalah tidak hanya modernisasi alat-alat atau digitalisasi.”

Baca Juga: Dukungan Suporter Jadi Kunci Penampilan Cemerlang Persik

“Yang lebih mendasar adalah kebutuhan untuk melakukan transformasi digital,” terang Arief. (gun/iwa)

Lainnya