RADAR MAGELANG – Tradisi pencucian atau jamasan pusaka peninggalan Aroengbinang berlangsung sakral. Ada tiga pusaka peninggalan leluhur Kebumen itu yang dibersihkan. Masing-masing terdiri dua bilah tombak dan satu pusaka berupa cemeti atau cambuk.
Jamasan berlangsung di kompleks makam Aroengbinang, Desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun, Jumat (28/7). Pencucian pusaka dipimpin langsung tokoh adat yang dipercaya trah Aroengbinang. “Pusaka pengiring ada enam buah. Berasal dari titipan putro wayah (keturunan) Aroengbinang,” jelas tokoh adat KRAP Arif Priyantoro, selepas memimpin jamasan pusaka.
KRAP Arif menyampaikan, ketiga pusaka tersebut hingga kini masih terawat. Sebab, dari trah Aroengbinang sendiri masih menjaga dengan baik. “Sebagai wujud penghormatan atas pengabdian KRT Aroengbinang di Kebumen. Supaya yang muda juga tidak kepaten obor (lupa sejarah),” ungkapnya.
Baca Juga: Jamasan Tombak Pusaka Kyai Wijaya Mukti Simbol Pelayan Masyarakat yang Bersih
Prosesi upacara adat diawali dengan kirab pusaka menuju area kompleks. Kemudian, ketiga pusaka itu langsung dibuka dari sarung untuk dibersihkan. Pada prosesi ini seluruh pusaka dibersihkan menggunakan sikat dan cairan jeruk nipis. Dengan maksud agar pusaka tetap terjaga dan tidak berkarat. “Tetap menggunakan pakem jamasan. Tidak sembarangan, karena benda pusaka jadi jejak sejarah,” katanya.
Selepas jamasan pusaka, berlanjut dengan memanjatkan doa bersama di area makam. Di kompleks ini, terdapat beberapa makam. Mulai dari makam Aroengbinang I, juga terdapat Makam Aroengbinang II hingga Aroengbinang VIII. Selain dihadiri keturunan Aroengbinang, kegiatan itu juga disaksikan masyarakat setempat. Terlihat juga jajaran Forkopimcam dan Sekda Kebumen Ahmad Ujang Sugiono, mewakili bupati.
KRAP Arif menjelaskan, Aroengbinang merupakan sosok berpengaruh untuk berdirinya Kabupaten Kebumen. Tak jarang, para tokoh termasuk bupati penerus rutin berziarah setiap kali peringatan hari jadi Kabupaten Kebumen. Selain itu, Aroengbinang juga menjadi tokoh berpengaruh di lingkungan Keraton Surakarta Hadiningrat. “Beliau ikut andil dalam penentuan titik pembangunan Keraton Surakarta Hadiningrat,” jelasnya.
Baca Juga: Jamasan Pusaka, Simbol Pembersihan Birokrasi
Sementara itu, Ketua Paguyuban Trah Aroengbinang (Patrab) Sudaryanto bersyukur prosesi jamasan disambut antusias masyarakat dan jajaran pemerintah daerah. Ia pun berterimakasih karena selama ini pemerintah daerah selalu memberikan perhatian atas keberadaan makam Aroengbinang di Desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun. “Saya atas nama keluarga besar menyampaikan terimakasih. Sehingga jamasan peninggalan eyang berjalan lancar,” ucapnya. (fid/pra)