Neutron Yogyakarta

Pendapatan Diproyeksi Naik Rp 27 Miliar pada Perubahan APBD

Pendapatan Diproyeksi Naik Rp 27 Miliar pada Perubahan APBD

RADAR MAGELANG – Sektor pendapatan pada rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2023 diproyeksi naik mencapai Rp 27 miliar. Ekekutif bersama legislatif hingga kini masih melakukan pembahasan, sebelum Perubahan APBD tersebut disahkan melalui peraturan daerah (Perda).

Anggota Fraksi PDI Perjuangan Kebumen Gigih Basokayadi menyampaikan, pihaknya telah menerima sekaligus mencermati nota keuangan rancangan Perubahan APBD TA 2023. Fraksi PDI Perjuangan bersyukur karena terdapat indikator kenaikan dari sisi pendapatan. Meski angkanya tidak begitu signifikan, yakni 0,99 persen dari APBD murni. “Rp 27 miliar salah satu kontributornya adalah kenaikan pendapatan asli daerah,” kata Gigih, saat rapat paripurna DPRD Kebumen, Selasa (22/8/23).

Menurut Gigih, proyeksi tambahan pendapatan adalah kabar menggembirakan. Kendati demikian, dia meminta agar eksekutif terus berinisiatif, dalam upaya mendongkrak sektor pendapatan daerah. “Perlu upaya dengan mencari terobosan baru, mendasar ketentuan aturan berlaku,” tuturnya.

Baca Juga: Polres Kebumen Bongkar Modus Baru Peredaran Narkoba: Sabu Disimpan di Bongkahan Batu, Dikendalikan dari Lapas

Dia mencermati, sumber pendapatan terbesar pada Perubahan APBD tahun ini berasal dari pendapatan transfer. Nilainya hampir 85 persen dari proyeksi. Artinya, pemerintah daerah masih sangat bergantung terhadap anggaran pemerintah pusat maupun provinsi. “Masih menjadi perhatian kami, bahwa permasalahan utama perubahan pendapatan daerah yaitu masih tingginya ketergantungan,” sambungnya.

Sementara itu, anggota Fraksi Gerindra Krismawati menegaskan, belanja daerah pada Perubahan APBD TA 2023 harus berpihak terhadap urusan wajib pelayanan dasar. Meliputi pendidikan dan kesehatan. Dia meminta agar keterserapan anggaran pada sektor tersebut lebih optimal. “Tentunya kami melihat tahun sebelumnya serapan anggaran untuk pendidikan dan kesehatan sangat rendah,” ungkapnya.

Selain itu, dia menyoroti tentang capaian realisasi anggaran APBD TA 2023. Di mana dalam instrumen anggaran dari sisi retribusi daerah baru tercapai 42,21 persen. Termasuk capaian belanja modal yang kini masih dibawah 15 persen. Kondisi ini menunjukkan terdapat hambatan, sehingga capaian belum memenuhi target. “Kami harap pemerintah dapat melakukan pengawasan lebih ketat. Pelaksanaan anggaran itu berjalan efektif kurang lebih empat bulan,” jelasnya.

Baca Juga: Ratih TV Jadi Kebumen TV, Sematkan Ikon Penyu

Dalam rancangan Perda tentang Perubahan APBD TA 2023, anggaran pendapatan daerah mengalami kenaikan, dari Rp 2,80 triliun menjadi Rp 2,83 triliun. Sedangkan anggaran belanja daerah naik 5,86 persen. Dari semula Rp 2.9 triliun, menjadi Rp 3,07 triliun. (fid/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)