RADAR MAGELANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Perhubungan (Disperkimhub) terus melakukan optimalisasi layanan sedot lumpur tinja. Salah satu langkah yang ditempuh dengan menggandeng badan usaha termasuk instansi pemerintahan.
Subkor Penyehatan Lingkungan Disperkimhub Kebumen Nur Fajri menyampaikan, pihaknya mengerahkan empat unit armada sedot tinja guna memenuhi permintaan masyarakat. “Rekapan bulan kemarin sudah 150 rit. Begitu permintaan masuk, kami langsung datang ke lokasi. Agar optimal, sekarang masih tahap rencana pengadaan armada kecil. Itu bisa masuk gang sempit,” katanya, Senin (28/8).
Nur Fajri menjelaskan, mekanisme penyedotan tinja dilakukan jika ada permintaan masyarakat maupun dari intansi. Diseperkimhub, kata dia, telah menyediakan layanan ‘hotline’. Masyarakat cukup menghubungi nomor yang tersedia, kemudian petugas akan melakukan verifikasi sebelum datang ke titik tujuan. “Satu hari bisa sampai tiga titik. Tergantung permintaan,” lanjutnya.
Menurutnya, sebagian besar masyarakat masih enggan memanfaatkan jasa layanan sedot tinja, meski kini sudah dipermudah dengan tarif terjangkau. Padahal jangka waktu ideal penyedotan paling tidak dilakukan 3-4 tahun sekali. “Sosialisasi terus. Kami menyasar berbagai elemen masyarakat biar sadar pentingnya memperhatikan kondisi septictank,” jelas Nur Fajri.
Dia menyebut, tarif penyedotan lumpur tinja dibedakan antara rumah tangga dengan industri. Khusus limbah rumah tangga dipatok tarif Rp 130 ribu per empat meter kubik. Sedangkan untuk industri besaran tarif Rp 150 ribu. Tarif retribusi tersebut sudah termasuk biaya pengolahan.
Di Kebumen, kata Nur Fajri, tersedia dua titik instalasi pengolahan limbah. Yakni di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaligending dan TPA Semali. Kapasitas dari kedua tempat tersebut cukup luas, sehingga masih sangat memungkinkan menampung tinja dengan jangka waktu cukup lama. “Kita itu bentuk tinja rumah tangga, kalau puskesmas tidak. Itu medis ada mesin khusus. Biasanya sudah dengan rekanan,” ungkapnya.
Salah satu warga Slamet Mulyono, 45, mengaku, jasa layanan sedot tinja yang disediakan pemerintah daerah terbilang cukup terjangkau. Selain itu, cara pengolahan limbah juga dipastikan aman karena memperhatikan prosedur sesuai aturan. “Ini pertama kali nyoba. Kalau dihitung ya murah. Soalnya punya saya tidak disedot sudah lebih tujuh tahun,” kata warga Desa Arjowinangun, Kecamatan Buluspesantren itu. (fid/pra)