RADAR MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen mencatat permintaan bantuan air bersih meningkat dua kali lipat. Kondisi ini menyusul semakin meluasnya dampak kekeringan yang melanda wilayah Kebumen.
Tercatat, ada tujuh kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Masing-masing Kecamatan Rowokele, Ayah, Karanggayam, Padureso, Alian, Sruweng, Kebumen, dan Sempor. Jumlah ini terus bertambah karena minggu lalu baru ada lima kecamatan terdampak kekeringan. “Minggu ini permintaan sudah dua kali lipat. Sudah masuk 16 desa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Haryono Wahyudi, Selasa (5/9/23).
Dijelaskan, BPBD telah menyiapkan sekitar 145 ribu liter air bersih untuk disalurkan ke wilayah terdampak. Droping air bersih tersebut berdasar laporan dari pemerintah desa (pemdes) bersangkutan. “Total itu 29 tangki, kalau dikali setiap tangki 5.000 liter berapa itu?” ucapnya.
Baca Juga: Ramai – Ramai Kader Partai Demokrat Kebumen Robohkan Baliho Bergambar Anies Baswedan
Haryono mengatakan, alokasi anggaran bantuan air bersih dipastikan cukup. Tidak separah kondisi kekeringan pada tahun 2019. Sebab, tahun ini diprediksi kemarau basah. Kendati demikian, pihaknya juga membuka skema kerjasama dengan pihak ketiga manakala anggaran semakin menipis.
Dia juga mengimbau agar penerima bantuan menggunakan air dengan wajar. Tidak menggunakan air selain untuk kebutuhan dasar. “Pasokan bisa cukup dengan asumsi November hujan. Kami juga sedikit tertolong dengan program Pamsimas,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kalirejo Sarman menyampaikan, setiap tahun desanya selalu menjadi langganan kekeringan. Kondisi ini semakin parah ketika memasuki puncak musim kemarau. “Sudah tiga kali droping dari BPBD. Pertama itu kalau tidak salah 21 Agustu,” ucapnya.
Baca Juga: Bupati Kebumen Tegaskan, Truk Dilarang untuk Angkut Orang
Sarman menjelaskan, beberapa sumber mata air kini sudah mengering. Oleh karena itu, warga hanya mengandalkan bantuan pemerintah guna mencukupi kebutuhan air bersih. “Ada program Pamsimas. Cuma untuk 4 RT, itu pun tidak cukup. Harus bergantian kalau mau ngangsu air,” pungkasnya. (fid/bah/din)