RADAR MAGELANG – Keagungan Candi Borobudur menorehkan kekaguman di wajah siswa-siswi SLBN 2 Bantul. Mereka menuangkan kekaguman itu dengan mewarnai, melukis, dan membuat sketsa Candi Borobudur. Rombongan yang berjumlah 124 siswa-siswi itu berkunjung ke candi sebagai sarana edukasi dan pengenalan destinasi wisata cagar budaya.
Sebelum berkunjung ke zona utama, peserta menuju ke area Taman Lumbini untuk mendapatkan beberapa penjelasan. Utamanya mengenai sejarah serta nilai-nilai yang terkandung di tiap relief Candi Borobudur. Yang disampaikan oleh pramuwisata dan didampingi oleh juru bahasa isyarat (interpreter).
Setelah itu, mereka melukis Candi Borobudur. Pulasan warna-warni Candi Borobudur yang dilukis oleh para difabel ini merupakan bentuk kecintaan terhadap peninggalan situs cagar budaya bangsa. “Ini merupakan pengalaman baru dan memberikan kesan mendalam bagi mereka semua,” jelas Kepala Sekolah SLB N 2 Bantul Astuti Hermawati, Selasa (12/9/23).
Baca Juga: Sediakan Loket Khusus untuk Difabel dan Kaum Rentan
Setelah menyimak cerita sejarah candi, dia juga menyelenggarakan lomba mewarnai, melukis, dan membuat sketsa Candi Borobudur bagi peserta didik di halaman candi. Siswa-siswi ini kemudian berkunjung ke pelataran Candi Borobudur. Mereka menyusuri Marga Utama yang telah disematkan guiding block bagi difabel netra untuk menuju pelataran candi.
Setelah itu, mereka melalui jalur ramp yang dibangun khusus untuk menunjang aktivitas para wisatawan difabel yang berkunjung ke Candi Borobudur. Dari pelataran candi, peserta kunjungan kemudian memasuki area Museum Kapal Samudraraksa. Mereka diajak belajar tentang kebesaran peninggalan maritim dari nenek moyang bangsa Indonesia.
General Manager TWC Unit Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, kunjungan itu sejalan dengan realisasi destinasi yang inklusif di Candi Borobudur. Guna mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Pihaknya pun terus mendorong peningkatan pariwisata berkualitas untuk menghadirkan ‘keramahtamahan Indonesia’ kepada semua pengunjung yang datang.
Baca Juga: Berharap Musrebang Tampung Masukan Difabel
Aspek inklusivitas, kata dia, merupakan aktualisasi pariwisata yang berkualitas, adil, dan berkelanjutan. Hal tersebut diwujudkan dengan memberikan layanan terbaik bagi kunjungan wisata siswa-siswi SLB N 2 Bantul ke TWC Borobudur. “Kunjungan spesial ini merupakan bentuk dukungan dan empati kami kepada teman-teman difabel, khususnya siswa-siswi dari SLB 2 N Bantul ini,” ujarnya.
Dia menuturkan, pembangunan infrastruktur pariwisata yang inklusif tidak hanya memberikan keuntungan bagi para penyandang disabilitas. Tetapi juga bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Apalagi dengan aksesibilitas yang baik dan ramah bagi seluruh ragam wisatawan. (aya/din)