RADAR MAGELANG – Peringatan Maulid Nabi Muhammad biasanya diisi dengan khatmil Alquran. Begitu juga di wilayah Kabupaten Purworejo, bahkan sejumlah santri yang khatam Alquran ada yang diarak menggunakan kuda.
Salah satunya di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo. Sejumlah musala di wilayah tersebut mengadakan arak-arakan atau kirab kuda berkeliling kelurahan.
Pengasuh TPQ Musala Al Ikhsan Kelurahan Baledono, Kecamatan/Kabupaten Purworejo Ikhsan Sobirin menyebutkan, kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad 1445 H. “Ada syiar kirab khotmil Alquran, Alhamdulillah tahun ini ada 14 anak baik putra dan putri yang khataman,” ujarnya saat ditemui Kamis (28/9).
Baca Juga: Tengah Diperiksa Polda Jawa Tengah, Kapolres Purworejo AKBP Victor Ziliwu Dicopot
Sebanyak 14 santri tersebut akan menunggangi kuda dan diarak mengelilingi rute yang telah ditentukan. Adapun rute yang dilalui mulai dari Musala Al Ikhsan menuju simpang lima SMK Muhammadiyah Purworejo ke perempatan pos tugu (posjis) menuju patung W.R. Soepratman. Kemudian, ke arah timur dan kembali lagi ke Musala Al Ikhsan.”Kegiatan ini bukan kali pertama. Kami rutin adakan setiap tahun, Alhamdulillah tahun ini yang khatam banyak sehingga kami buat meriah,” ungkap dia.
Selain kuda jingkrak, masyarakat akan dihibur dengan drumb band dari SD Negeri 1 Baledono dan SD Muhammadiyah, serta delapan grup salawat dari Baledono. Selain Musala Al Ikhlas, pada Rabu (27/9) malam Musala Al Arifin atau akrab disebut Langgar Endek menyelenggarakan arak-arakan. Ada 14 santri menunggangi kuda dan diarak menuju rute yang sudah ditentukan.
Meski kegiatan dilakukan malam hari, arak-arakan tersebut menyedot ribuan masyarakat yang menyaksikan di sepanjang rute kirab. “Pokoknya kalau momen Maulud pasti kami nonton arak-arakan khatam Alquran di Baledono. Banyak atraksi yang menarik,buat hiburan,” kata salah satu warga Baledono Andrita Agustina.
Baca Juga: Targetkan 40 Ribu Tanah di Purworejo Bersertifikat
Masyarakat dihibur dengan sejumlah atraksi seperti kuda jingkrak, atraksi api atau abit, dan sebagainya. Biasanya atraksi abit yang ditunggu-tunggu masyarakat. “Kalau saya nontonnya di posjis, karena biasanya memang atraksi yang akan dilakukan di perempatan posjis, perempatan buh penceng, dan di pantok (perempatan patung W.R. Soepratman),” ujarnya. (han/pra)
