RADAR MAGELANG – Kepala Dishub Kota Magelang Candra Wijatmiko Adi mengakui, Zona Selamat Sekolah (ZoSS) belum merata di wilayahnya. Hanya ada di beberapa titik, seperti di Jalan Tentara Pelajar, di depan SMAN 4 Magelang atau Jalan Panembahan Senopati. Meski demikian, belum ada rencana untuk menganggarkan penambahan ZoSS.
“Karena kalau ZoSS secara lengkap itu ada standar teknisnya dari kementerian (perhubungan). Ada lampu flashing, rambu-rambu, dan markah jalannya beda,” bebernya beberapa waktu lalu.
Terlebih menurutnya, untuk ruas jalan di dalam kota, cenderung belum bisa diterapkan sesuai aturan yang berlaku. Berbeda ketika statusnya sebagai jalan nasional, seperti di depan MAN Kota Magelang.
Baca Juga: Menatap Laga Penutup Fase Grup A, PSS Sleman U13 Targetkan kemenangan
Kendati begitu, lanjut Candra, dishub terus berupaya untuk melaksanakan efisiensi untuk mencegah terjadinya kecelakaan di lingkungan sekolah. Mengingat di sejumlah titik, belum memenuhi standar teknis seperti yang disyaratkan oleh Kemenhub.
Candra menjelaskan, untuk membuat ZoSS, ada standar teknis yang harus dipenuhi. Sebelum markah, ada rambu perhatian, rambu batas kecepatan, pita kejut, lampu flashing, dan lainnya. Satu paket itu nilainya bisa mencapai Rp 200 juta. Sedangkan dishub belum menganggarkan terkait penambahan ZoSS.
Candra menyebut, ada beberapa titik yang sudah dilengkapi ZoSS. Tapi, dia tidak mengetahui jumlah pastinya. Dua di antaranya ada di depan Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Ahmad Yani. “Memang sudah ada overlay, tapi catnya sudah agak mengelupas. Kami belum melaksanakan (pengecatan, Red) lagi sesuai standar,” jelasnya.
Baca Juga: Serie A Napoli v Milan: Siapa yang Lebih Pede, Partenopei atau Rossoneri?
Ke depan, lanjut dia, akan ada beberapa tempat yang direncanakan pembuatan markah jalan di depan sekolah. Tapi, tidak berada di jalan nasional karena merupakan kewenangan dari Kemenhub. Hanya saja, fasilitasnya tidak begitu lengkap seperti ZoSS.
Hal itu dikarenakan tingkat kecelakaan di jalan lokal atau di depan sekolah Kota Magelang, jauh di bawah risiko kecelakaan dibanding jalan nasional. “Jadi, tidak kami lengkapi dengan rambu harus sekian atau markah sekian (lebar dan panjang). Kami manage sesuai lokasi,” sebutnya. (aya/eno)