Neutron Yogyakarta

Belajar Mitigas Gempa dan Tsunami dari PMI Jepang

Belajar Mitigas Gempa dan Tsunami dari PMI Jepang
UJI COBA : Tim relawan PMI Kebumen berlarih kesiapan dini menghadapi bencana gempa megatrush dan tsunami.ISTIMEWA

RADAR MAGELANG – Gempa megatrust hingga gelombang tsunami masih menjadi ancaman nyata bagi warga Kebumen. Palang Merah Indonesia (PMI) Kebumen pun sudah empat tahun terkahir, be kerjasama dengan PMI Jepang.

Ketua PMI Kebumen Sabar Irianto menyampaikan, PMI Jepang dipilih sebagai mitra karena dari sisi kemampuan mitigasi dirasa cukup. Selain itu, dari segi pengalaman juga teruji dengan peristiwa tsunami yang telah dialami. “Sudah empat tahun (kerjasama),” jelas Sabar Rabu (8/11).

Selama empat tahun, kata Sabar, sudah berbagai indikator target tercapai. Seperti tingginya tingkat kesadaran masyarakat soal pentingnya mitigasi bencana gempa maupun tsunami. Sabar menerangkan, dalam bentuk kerjasama ini PMI Kebumen menekankan budaya tanggap bencana. “Jadi kami bangun budaya, bukan infrastruktur. Bagaimana manusia siap menghadapi risiko bencana,” terangnya.

Baca Juga: Dua Tersangka TPPO Adalah IRT, Pernah Menyalurkan PMI secara Legal dan Ilegal

Menurut Sabar, kunci mengurangi risiko bencana adalah timbulnya kesadaran masyarakat atas segala ancaman. Saat ini, kemampuan tersebut telah dimiliki petugas PMI, relawan maupun masyarakat umum. “Ketika ada bencana, otomatis relawan bergerak tanpa tunggu perintah,” lanjutnya.

Sementata itu, Kepala BPBD Kebumen Haryono Wahyudi menyampaikan, wilayah Kebumen memiliki ancaman gempa megatrust mencapai 8,7 magnitudo. Karena itu, diperlukan kesadaran dan kesiapan dini sebelum menghadapi kemungkinan terburuk.

Gempa megatrust merupakan ancaman nyata di Kebumen. Mengingat kawasan segmen subdiksi lempeng Australia-Asia terus aktif. “Ancaman gempa megatrust di Kebumen bersifat destruktif atau merusak,” ungkapnya.

Baca Juga: Program Studi PMI UIN Sunan Kalijaga Kirim Lima Mahasiswa Magang MBKM Internasional ke Malaysia

Selain gempa, wilayah Kebumen juga memiliki potensi gelombang tsunami karena besaran gempa sudah melebihi ambang batas, yakni 7,0 magnitudo. “Intinya, bagaimana pemerintah daerah menyiapkan masyarakat untuk selamat dari bencana,” paparnya. (fid/pra)

Lainnya