Neutron Yogyakarta

Status Siaga Kekeringan Berakhir, Tapi Droping Air Bersih Tetap Lanjut

Status Siaga Kekeringan Berakhir, Tapi Droping Air Bersih Tetap Lanjut
ANTRE AIR BERSIH: Warga tetap mengandalkan droping air bersih dari BPBD Kebumen meski status darurat bencana kekeringan telah berakhir. (Istimewa)

RADAR MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen menyatakan status tanggap darurat bencana kekeringan di Kebumen telah berakhir per 20 November 2023. Kendati begitu, dampak kekeringan justru masih dirasakan sebagian masyarakat, meski belakangan ini sudah mulai turun hujan.

Kepala BPBD Kebumen Haryono Wahyudi menjelaskan, pihaknya hingga kini masih fokus menanggulangi dampak kekeringan di wilayah krisis air bersih. Distribusi kebutuhan air bersih tetap dilakukan, kendati status bencana kekeringan telah dicabut alias berakhir. “Status kekeringan sampai 20 November, akan tetapi masih terdapat daerah yang perlu droping,” kata Haryono, Senin (27/11).

Haryono mengatakan, hujan dalam beberapa hari terakhir belum memberikan pengaruh lebih terhadap kondisi sumber mata air. Oleh karena itu, distribusi air bersih masih menjadi langkah jitu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. “Sesuai permintaan, mana yang butuh kami kirim. Sampai sekarang permintaan air berish masih ada yang masuk,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pemkab Kebumen telah menetapkan status siaga kekeringan per Juni 2023. Kebijakan ini diambil menyusul adanya rekomendasi dari BPBD Kebumen, mengingat wilayah Kebumen berpotensi kekeringan selama periode musim kemarau.

Penetapan status tersebut berdasar hasil kajian serta pertimbangan dari berbagai instansi lintas sektoral.Berdasar hasil rekap BPBD Kebumen, memasuki akhir November ini tercatat sudah 90 desa di 19 kecamatan yang telah dikirim bantuan air bersih. Adapun wilayah kekeringan paling parah terjadi di Kecamtan Karanggayam. Dari data yang masuk air terdistribusi sebanyak 1.344 tangki. Bantuan tersebut untuk mencukupi kebutuhan 17.654 kepala keluarga atau 68.908 jiwa.

Lebih lanjut, Haryono juga meminta agar masyarakat tetap waspada terhadap ancaman bencana hiderometeorologi. Terlebih ketika memasuki peralihan musim yang diperkirakan terdapat peningkatan resiko bencana. “Kebumen memiliki ancaman nyata berupa bencana banjir dan tanah longsor,” jelas Haryono.

Kepala Desa Kalirejo, Kecamatan Karanggayam Sarman menyampaikan, pihaknya tetap mengirimkan permohonan air bersih, walaupun kini sudah turun hujan. Dia mengungkapkan, sejauh ini debit air sumur milik warga belum mencukupi untuk kebutuhan air bersih. “Bulan depan mungkin kekringan sudah teratasi. Sekarang masih mengandalkan droping BPBD,” ungkapnya. (fid/pra)

Lainnya