Neutron Yogyakarta

Ahli Gizi Sebut Peyek Laron Kaya Protein dan Zat Besi

Ahli Gizi Sebut Peyek Laron Kaya Protein dan Zat Besi
INFO GRAFIS: HERPRI KARTUN

RADAR MAGELANG – Mengolah laron menjadi bahan makanan sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat Jawa. Serangga terbang metamorfosis dari rayap itu banyak dibuat menjadi rempeyek atau dicampur dengan telur. Dari segi nutrisi, laron memiliki banyak kandungan gizi.

Ahli gizi UGM Dr Rio Jati Kusuma S.Gz, MS mengatakan, laron memiliki protein dan zat besi yang cukup tinggi. Adapun dalam 100 gram laron kering, setidaknya terkandung lemak 8,21 persen, protein 68,23 persen, energi 365,82 Kkal. Serta zat besi 65,96 mg dan zinc 8,84 mg.

Selain itu, laron dalam berat tersebut juga memiliki kandungan vitamin A sebanyak 2,65 mg, vitamin E 18,84 mg, vitamin B1 0,53 mg, vitamin B2 3,34 mg, vitamin B3 1,1 mg, dan vitamin B6 30,69. Selain itu juga memiliki kandungan asam folat sebanyak 0,56 mg dan vitamin B12 0,34 mg.

Baca juga: https://www.koranmagelangdigital.id/24-jam/2023/12/04/argya-abidhaya-setelah-32-tahun-candi-borobudur-jadi-warisan-dunia/

“Asam amino dalam daging laron juga termasuk lengkap. Kecuali asam amino esensial metionin yang kandungannya sangat rendah,” ujar Rio kepada Radar Jogja (8/12).

Meskipun laron memiliki kandungan protein, mineral dan vitamin cukup tinggi, ia menyebut daging laron juga memiliki zat antigizi dari golongan tannin dan asam fitat. Sehingga dapat menghambat penyerapan mineral, terutama kalsium, zinc, dan zat besi.

Selain adanya kandungan zat antigizi, kandungan protein pada serangga itu tidak sedikit membuat alergi orang yang mengonsumsinya. Bentuk alerginya bisa berupa gatal-gatal, mual, hingga timbul bintik-bintik pada kulit. “Sehingga memang harus berhati-hati penggunaannya (konsumsi daging laron, Red),” pesan Rio. (inu/laz)

Lainnya

Exit mobile version