Neutron Yogyakarta

Harga Kebutuhan Pokok Diprediksi Terus Naik hingga Pelaksanaan Pemilu 2024

Harga Kebutuhan Pokok Diprediksi Terus Naik hingga Pelaksanaan Pemilu 2024
LAYANI PEMBELI : Pedagang sembako Pasar Tumenggungan Nur Pujiati, 57, memprediksi harga bahan pangan bakal terus naik hingga Pemilu 2024.

RADAR MAGELANG – Harga komoditas pangan diperkirakan akan terus merangkak naik di tahun politik ini. Kondisi ini diprediksi bertahan hingga hari coblosan Pemilu 2024 berakhir.

Seorang pedagang sembako di Pasar Tumenggungan Nur Pujiati, 57, mengungkapkan, kenaikan harga bahan pangan bukan hal baru menjelang Pemilu. Fenomena ini menurutnya terus terjadi setiap bergulirnya pesta demokrasi lima tahunan. “Saya jualan sudah 30 tahun lebih, jadi tidak kaget kalau Pemilu pasti harga naik. Itu rumus,” katanya, Minggu (10/12/2023).

Baca Juga: Khawatir Trans Kebumen Mengancam Pendapatan Sopir Angkot

Secara sederhana, ia menjelaskan harga bahan pokok jelang Pemilu cenderung naik karena dipengaruhi permintan semakin meningkat. Lebih parah lagi kondisi ini tidak dibarengi dengan pasokan memadai. “Gampangnya gini, misal dari ratusan caleg buat acara bareng. Sekarang juga musim kampanye, otomatis butuh barang banyak,” ujarnya.

Nur menjelaskan, meski hari coblosan Pemilu masih sekitar dua bulan lagi, gelagat kenaikan harga telah dirasakan mulai awal bulan ini. Ia menyebut kenaikan paling signifikan terlihat pada komoditas bumbu dapur. Terutama cabai dan bawang.

Baca Juga: Trans Kebumen Sementara untuk Pelajar dan Wisata, Masih Uji Coba, Pemkab Segera Tambah Armada

Cabai kriting misalnya, dari sebelumnya hanya Rp 65 ribu per kilogram, kini dijual dengan harga Rp 80 ribu. Selain itu, bawang merah dari semula Rp 25 ribu kini menjadi Rp 34 ribu per kilogram. Kemudian, gula merah dari Rp 15 ribu sekarang menjadi Rp 20 ribu per kilogram. “Harga paling naik itu cabai. Bisa selisih Rp 15-20 ribu. Kemungkinan naik terus,” katanya.

Ia tak menampik, musim penghujan memberikan pengaruh pada kenaikan harga bahan pangan. Tapi hal tersebut menurutnya bukan menjadi faktor tunggal. Kembali lagi, semua dipicu oleh seremoni politik yang mengakibatkan jumlah pasokan tidak imbang dengan permintaan. “Faktor cuaca itu kedua. Sekarang kondisinya barang langka, ditambah banyak banget yang order,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan penjual daging ayam Badriyah. Ia mengatakan  kenaikan harga daging ayam ras mulai dirasakan. Meski kenaikan tidak begitu signifikan, tapi kondisi ini diprediksi akan terus berlangsung. “Stok terbatas. Harga sekarang Rp 30 ribu, dari sebelumnya Rp 28 ribu per kilogram” bebernya. (fid/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)