Neutron Yogyakarta

Kandungan Protein Laron Lebih Tinggi dari Telur dan Lele

Kandungan Protein Laron Lebih Tinggi dari Telur dan Lele
DOKUMENTASI PRIBADI Dosen Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Jogjakarta Anindhita Syahbi Syagata

RADAR MAGELANG – Kandungan gizi daging laron ternyata cukup tinggi. Bahkan melampaui kandungan telur dan ikan lele. Namun jika dikonsumsi, daging laron harus diprioritaskan kebersihannya.

Dosen Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Jogjakarta Anindhita Syahbi Syagata mengatakan, laron merupakan jenis serangga yang memiliki nama latin Isoptera. Serangga tersebut memang sering dikonsumsi dan biasanya diolah menjadi rempeyek.

Menurutnya Anind, sapaanya, beberapa jenis serangga memang sudah diteliti dan baik untuk dikonsumsi. Seperti menurut penelitian Nuraeni dan Anggraeni pada 2020 mengenai potensi serangga hutan sebagai bahan pangan alternatif.

“Penelitian tersebut menjelaskan bahwa laron yang disebut sebagai anak rayap sudah sering diolah untuk dikonsumsi,” ujar Anind Sabtu (9/12).

Dia juga menjelaskan, bahwa laron memiliki kandungan protein hewani yang cukup tinggi. Dari 100 gram laron mentah saja kandungan proteinnya mencapai 20,4 persen. Jumlah itu setara dengan 20 gram.

Kandungan protein dalam daging laron itu juga lebih tinggi dari kandungan protein 100 gram telur yang jumlahnya hanya 13 gram. Bahkan juga melampaui daging ika lele yang kandungannya proteinnya sebesar 18 gram. “Sehingga laron dapat dijadikan pangan alternatif tinggi protein,” ungkap Anind.

Dia pun mengingatkan, dalam mengkonsumsi laron yang perlu diperhatikan adalah kebersihannya. Karena laron masuk dalam kategori serangga kayu yang kemungkinan bisa membawa bakteri.

“Proses memasak hingga matang sempurna dapat menjaga keamanan dan kebersihan dari laron,” tandasnya. (inu/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version