RADAR MAGELANG – Pemerhati mode yang juga fashion designer Lia Mustafa menyebut, potensi dan kemampuan anak-anak muda DIJ pada bidang desain khususnya fashion sudah sangat bagus. Hanya saja, ada beberapa hal yang masih perlu jadi perhatian. Yakni dalam mengoptimalkan kolaborasi dan eksplorasi. “Agar makin berkembang,” katanya Minggu (10/12).
Menyoal eksplorasi, Lia meyakini, hal tersebut penting dilakukan seorang seniman. Untuk bisa terus berkembang dan menemukan gaya atau ciri khasnya sendiri.
Sementara kolaborasi, juga jadi aspek wajib yang harus dilakukan. Baik kolaborasi dengan sesama seniman di bidang yang sama, atau dengan multidisiplin bidang.
Selain itu, aspek lain yang menurutnya penting adalah pengelolaan ego yang umumnya masih tinggi dimiliki anak-anak muda. “Banyak dari mereka masih berapi-api dan egonya tinggi, itu harus dijaga kalau mau maju dan jadi besar,” pesannya.
Ungkapan tersebut secara umum didapatkannya setelah banyak berkelindan dengan para seniman muda. Baik desainer atau pembatik yang terlibat dalam berbagai kelas, workshop atau inkubasi program yang Lia jalankan.
“Saya banyak bersinggungan langsung sama mereka, jadi tahu banget permasalahannya. Desainnya bagus, egonya tinggi,” lontarnya.
Terpisah, seorang mahasiswa Tifa Putriani mengaku, punya ketertarikan tinggi untuk menjadi seorang fashion designer. Meski tak menempuh pendidikan formal dalam bidang tata busana, dia banyak belajar secara langsung dengan para praktisi. “Belajar sendiri, sama sering ikut workshop desain atau perencanaan busana,” tutur mahasiswa Advertising UMY tersebut.
Tifa sendiri menyepakati terkait perlunya eksplorasi dan kolaborasi bagi seniman. Bahkan dia menilai hal-hal tersebut harus selalu dijalankan secara berimbang. “Aku juga kolaborasi bikin proyek sama temen-temen lintas kampus, eranya kan memang gitu,” tandas perempuan 20 tahun itu. (iza/eno)