Neutron Yogyakarta

Mangan Enak Karo Dolan… Alun-Alun Kebumen Kini Jadi Wisata Alternatif, Masyarakat Minta Pengamen dan Pengemis Ditertibkan

Mangan Enak Karo Dolan… Alun-Alun Kebumen Kini Jadi Wisata Alternatif, Masyarakat Minta Pengamen dan Pengemis Ditertibkan
LEBIH ESTETIK: Masyarakat berkumpul di Alun-Alun Kebumen yang kini tampil dengan wajah baru. (M HAFIED/RADAR KEBUMEN)

RADAR MAGELANG – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen menghidupkan kawasan perkotaan disambut antusias masyarakat. Seperti halnya di Alun-Alun Kebumen.

Ruang publik ini telah diubahnya menjadi wisata alternatif bagi masyarakat.

Seperti pantauan pada Senin (18/12), masyarakat tampak memadati beberapa titik alun-alun. Terutama, di area air mancur dan bagian selatan kini terlihat lebih luas dari sebelumnya.

Baca Juga: Kerja Sama Pemkot Jogja-BMKG Siapkan Informasi Keselamatan dan Potensi Bencana Pasang Peralatan Pos Hujan hingga Site Sensor Gempa Bumi

“Mumpung anak libur sekolah. Kita jalan-jalan sekalian tilik alun-alun. Sekarang kelihatan sudah bagus,” kata Abdurohman, warga Desa Krakal, Kecamatan Alian.

Meski proses renovasi belum rampung sepenuhnya, alun-alun kini menjadi magnet wisata baru di pusat kota. Dari pagi hingga larut malam masyarakat tampak datang silih berganti.

“Sudah mendingan. Sepintas dilihat mirip kota-kota besar. Tinggal masyarakat seperti saya ikut menjaga,” sambung dia.

Usai direnovasi, wajah Alun-Alun Kebumen memang tampak mengalami banyak perubahan. Berbagai fasilitas publik telah tersedia di area ini. Seperti tempat bermain anak, lintasan joging hingga kantong parkir representatif.

Baca Juga: Dianggap Kontroversial, Twitch Tarik Aturan yang Izinkan Konten Seksual

Selain itu, alun-alun kini juga tampil lebih menawan karena terdapat berbagai tambahan ornamen estetik.

Hal ini berbeda dari kondisi sebelumnya. Dimana, konsep penataan pedagang kaki lima belum tertata maksimal. Sehingga terkesan semrawut.

Perbedaan paling mencolok saat ini ialah keberadaan food court atau lapak pedagang menyerupai perahu raksasa.

Bangunan ini membentang di sisi timur, dari ujung utara hingga selatan. Pemkab memberi nama tempat ini Mendoan, singkatan dari Mangan Enak Karo Dolan.

Baca Juga: Merasa Tak Dilibatkan Dalam Rencana Relokasi Teras Malioboro 2, PKL Malioboro Laporkan Pemprov DIY ke Ombudsman RI

Warga lain, Emi Purnamasari, 37, bersyukur pemkab telah membuat alun-alun jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia berharap pemerintah juga dapat memastikan dari segi keamanan dan kenyamanan.

Hal tersebut menurutnya penting diperhatikan agar masyarakat lebih betah berkunjung ke alun-alun.

“Pengemis sama pengamen kalau bisa ditertibkan. Kadang meresahkan. Duduk baru berapa menit, mereka datang bergantian,” ucapnya.

Baca Juga: Sembilan Warga Bantul Positif Covid-19, Masyarakat Diimbau Menjaga Diri dan Tak Panik

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyampaikan, Kebumen ingin hidup dari sektor wisata dan ekonomi kreatif. Oleh karena itu, pemerintah daerah tak tinggal diam.

Salah satu upayanya menggulirkan program penataan kota masuk dalam skala prioritas pembangunan.

“Perlu ditata, agar semua bisa nyaman. Yang mau olahraga silakan, mau berdagang silakan. Sehingga tidak sumpek dan semrawut,” ujarnya.

Arif menyebut, pasca merampungkan pembangunan koridor Jalan Soekarno-Hatta atau kini lebih dikenal Moro Soetta, pemkab kemudian fokus pada revitalisasi alun-alun.

Baca Juga: Sudah Antisipasi Libur Nataru, Wakapolda DIY Digeser Jadi Dirgakkum, Rencanakan Terjunkan 3 Juta Personel dalam Operasi Lilin

Kedua proyek tersebut berkesinambungan agar menjadi tempat jujugan baru yang berada di pusat kota.

“Kami buat sedemikian rupa, agar orang itu mau datang ke sini dan merasa nyaman,” jelasnya. (fid/amd)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)